Sabtu, 30 November 2019

Santo Pius V, Sang Penggembala Domba yang Menjadi Paus

 

Salve... Untuk semua pembaca blog ini, mohon kebijakannya dalam membaca dan mencerna kisah-kisah yang saya ceritakan. Kamu tidak harus mengamini keyakinan saya, tapi kamu bisa menambah wawasan kamu dengan membaca blog ini ketimbang membaca kisah cinta yang jelas2 rekayasa penulis dan sutradara semata.

Nah, setelah beberapa waktu berlalu setelah kisah Santo Fansiskus Xaverius, saya tiba-tiba menjadi pesimis dengan vlog ini, tiba-tiba kayak malas nulis lagi. Tapi kemudian saya memutuskan untuk meneruskan, tidak peduli apakah ada yang membaca atau bahkan sekedar melihat isi blog saya. 

Tidak masalah. Pada dasarnya saya ingin mengerjakan sesuatu yang bisa membawa aura positif dalam hidup saya sendiri atau orang lain yang mungkin kebetulan membaca ini. Dan saya juga sudah berjanji akan menyelesaikan 25 Orang Kudus yang disebut Santo dan Santa dalam gereja Katolik.

Santo Pius V (Paus)

Nah, kisah kali ini adalah tentang Santo Pius V yang juga adalah Paus atau pemimpin Gereja Katolik sedunia. Santo Pius V terlahir di Bosko, Italia pada tahun 1504 dan dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri

Antonius sungguh berkeinginan menjadi imam, namun karena keluarganya miskin, ia tidak bisa bersekolah dengan baik. Setiap hari Antonius membantu orang tuanya menggembalakan domba-domba.

Atas bantuan seorang dermawan, Antonius disekolahkan di bawah bimbingan imam-imam Ordo Dominikan. Pada usia 14 tahun Antonius bergabung dengan ordo Dominikan dan memilih nama Michael. Ia menyelesaikan studi dengan gemilang dan ditahbiskan menjadi imam. 

Antonius menjadi biarawan yang pandai dan bijaksana. Taat pada aturan-aturan biara, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.

Antonius menjadi mahaguru filsafat dan theologi. Pada usia 52 tahun, Antonius ditahbiskan menjadi uskup. 1 tahun kemudian ia menjadi Kardinal. Dengan gagah berani, Antonius mempertahankan ajaran-ajaran Gereja dari orang-orang yang menentangnya. 

Ia hidup bermatiraga serta saleh dan suci. Ia tidak takut menentang Paus Pius IV dan sempat dipecat dari Istana Vatikan.

Konklaf

Setelah Paus Pius IV wafat, para Kardinal berkumpul dalam Konklaf (Pertemuan para Kardinal Gereja Katolik yang dilakukan untuk Pemilihan Paus baru. Konklaf juga adalah nama ruangan tempat pertemuan itu berlangsung). 

Pemilihan ini sangat sulit, setelah 3 minggu berlalu tetap tidak membuahkan hasil. Atas nasehat Karolus Borromeus yang hadir dalam Konklaf dan mendapat dukungan dari Raja Philip II, Antonius Ghislieri terpilih menjadi Paus menggantikan Paus Pius IV, di usianya yang ke 61 tahun. 

Ia kemudian memakai nama Paus Pius V. Dulu ia hanyalah seorang bocah miskin penggembala domba, kini ia menjadi pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia.

Namun demikian ia tetaplah pribadi yang sederhana dan rendah hati serta hidup bermatiraga. Paus Pius V tetap memakai jubah Dominikan putihnya yang sudah tua dan tidak ada orang yang bisa membuatnya mengganti jubah itu. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar sebagai tanda matiraga.

Paus Pius V menghadapi banyak masalah dalam menjalankan tugasnya. Ia menimbah kekuatannya dari Salib Suci Kristus. Baginya, Doa adalah senjata ampuh. Setiap hari ia berdoa Rosario dan merenungkan sengsara Yesus Kristus. Ia membuka banyak Seminari baru, merevisi Brevir dan menerbitkan buku Katekismus baru. 

Ia mendirikan yayasan-yayasan untuk menyebarkan Iman dan ajaran Gereja. Ia membangun rumah sakit dan memperhatikan orang miskin dengan menggunakan dana dari Kas Kepausan. 

Ia adalah Paus yang mengucilkan Ratu Elizabet I, karena dalam masa pemerintahannya Ratu ini membenarkan ajaran sesat dan penganiayaan terhadap orang Kristen.

Pada masa itu, Gereja Kristus sedang dilanda ancaman besar dari bangsa Muslim Turki yang ingin menguasai Eropa dan memusnahkan ajaran Kristen. Paus Pius V sudah memperingatkan para penguasa Eropa kala itu, namun peringatan bahaya itu tidak dipedulikan. 

Paus kemudian membantu Jenderal La Valette mempertahankan Malta, dengan mengirimkan uang dari Kas Vatikan, ketika tidak ada seorangpun yang mau membantu jenderal itu untuk berjuang mempertahankan Malta dari bangsa Turki. Jenderal La Valette berhasil memukul mundur tentara Turki.

        Raja Selim II

Menghadapi kekalahan itu, Raja Turki, Selim II mempersalahkan Paus dan menyatakan perang terhadap Italia. Ia mengancam akan membinasakan setiap kota di Italia. Menghadapi ancaman itu, Paus Pius V memerintahkan setiap gereja di kota-kota Italia mengadakan Novena selama 40 jam. 

Mendengar hal itu, Raja Selim II menertawakan cara Paus menghadapi ancamannya. Namun, 3 hari kemudian, karena banyaknya tertawa, Raja Selim II wafat secara mendadak.

Kematian Selim II tidak menghentikan serangan bangsa Turki ke Italia. Para panglima Turki: Müezzinzade Ali Pasha, Suluc Mehmed Pasha dan Uluc Ali Reis tetap bergerak menuju Italia bersama armada perang. Atas permohonan Paus Pius V, para penguasa Eropa membentuk aliansi untuk menghadapi ancaman. 

Terbentuklah armada Perang Kristen dipimpin oleh Don Luis Requesens dan Don Àlvaro de Bazàn dari Kerajaan Spanyol, dan Gianandrea Doria dari GenoaIkut dalam rombongan itu adik tiri Raja Spanyol, Don John of Austria

      Don John of Austria

Ia belum berpengalaman sama sekali dalam peperangan besar dan masih sangat muda. Tapi Paus Pius V mengangkatnya menjadi panglima armada perang. Kata Paus: “pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi keselamatan kita”.

Paus Pius V memberkati setiap kapal dan seluruh armada diserahkan dalam perlindungan Bunda Maria Ratu Rosario. Semua orang yang ada dalam kapal setiap hari menerima Komuni Kudus dan berdoa Rosario berkali-kali dalam sehari. 

Sejak Armada Kristen berangkat menyambut musuh, lonceng-lonceng Gereja di seluruh Italia dibunyikan tanpa henti di jam-jam tertentu. Para imam mengumpulkan umatnya berdoa Rosario. 

Bapa Paus tinggal dalam kapel pribadinya dan terus berdoa Rosario. Dalam perangpun, Don John tetap menyuruh anak buahnya tidak berhenti berdoa Rosario.

Pada Oktober 1571, armada perang Turki yang luar biasa besar bergerak menuju Italia. Sasaran mereka adalah menghancurkan setiap kota di Italia, menduduki Kota Roma dan menghancurkan Kekristenan. 

Don John beserta armadanya segera menyongsong. Kedua armada perang ini bertemu di dekat Yunani, suatu wilayah yang disebut Leponto. Terjadilah pertempuran laut yang sangat dahsyat, yang dikenang dengan nama “Pertempuran Leponto”.

Kekuatan armada keduanya sangat tidak seimbang, armada Turki jauh lebih unggul. Mereka memiliki 251 kapal perang dan 31.490 orang tentara. Sedangkan armada kristen hanya memiliki 212 kapal perang dan 28.500 orang tentara. 

Dalam pandangan manusia, kemenangan bagi armada Kristen adalah hal yang mustahil. Pertempuran itu tampak mustahil dan tidak seimbang bagi armada Kristen. Armada Kristen yang kecil sepertinya gampang saja disapu bersih oleh musuh yang sangat besar. 

Namun selama pertempuran itu berlangsung, Bapa Suci Paus Pius V bersama seluruh orang Katolik Italia terus menerus menggempur Surga dengan Rosario yang tanpa henti.

Namun tiba-tiba bertiuplah angin kencang yang membawa gelombang laut yang sangat besar  ke arah armada Turki. Satu persatu kapal perang Turki pecah dan tenggelam ditelan gelombang dahsyat yang datang bersama angin kencang itu. 

Menyadari armada perang Kristen dilindungi kekuatan tidak terlihat, para panglima Turki lari pontang-panting meninggalkan armada mereka yang porak poranda. 

Dalam pertempuran itu tercatat dari pihak armada perang Turki; 20.000 orang meninggal, 137 kapal direbut, 50 kapal tenggelam dan 10.000 orang Kristen yang ditawan Turki dan dijadikan para pendayung, dibebaskan. Sementara dari pihak armada Kristen; 7.500 orang wafat dan 17 kapal hilang.

Pertempuran itu terjadi pada siang hari, Minggu 7 Oktober 1571, seharusnya berita kemenangan baru tiba di Roma beberapa hari kemudian. Namun, pada siang itu juga di Italia, Bapa Suci Paus Pius V tiba-tiba menghentikan doa Rosario dan keluar dari Kapel Pribadinya dengan wajah penuh syukur. 

Ia memanggil semua orang dan berseru: “Cepat kemari, ini bukan waktunya untuk bekerja. Mari kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan besar!”

Dua minggu kemudian Panglima Don John tiba di Italia dan membawa berita kemenangan itu. Tapi ia sangat terkejut karena diberitahu bahwa Bapa Suci telah mengumumkan berita kemenangan itu sejak hari Minggu tanggal 7 Oktober 1571. 

Sebagai ungkapan syukur atas doa-doa Bunda Maria, Bapa Suci Paus Pius V menetapkan Pesta Maria Ratu Rosario yang dirayakan setiap tanggal 7 Oktober.

Dalam masa kepemimpinannya Paus Pius V menyederhanakan cara hidup Kepausan di Vatikan, menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan imam projo, memberantas korupsi yang terjadi di Roma dan negara Kepausan Vatikan dan menginstruksikan pembangunan seminari-seminari di setiap keuskupan.

Paus Pius V wafat pada tanggal 1 Mei 1572 di Roma Italia setelah 6 tahun menjadi pemimpin Gereja Katolik. Dinyatakan Kudus oleh Paus Klemens XI pada 22 Mei 1712. Jasadnya dimakamkan di Chapel of San Andrea, Saint Peter’s Basilica, Vatican City. Dan tetap utuh ketika digali kembali untuk proses kanonisasi ratusan tahun kemudian.

Wah, panjang ya kisahnya. Tapi menakjubkan betapa besar kuasa Allah Bapa kita yang dinyatakan pada umat pilihan yang sungguh dikasihi-Nya. Kisah ini semakin meyakinkan saya betapa besar kuasa Doa. Ketika kita percaya dan tidak berhenti berdoa juga berserah pada kehendak-Nya, Allah Yang Maha Kuasa menjawab doa-doa kita secara ajaib.

Sampai bertemu di kisah yang berikutnya ya...

Referensi: katakombe.org, imankatolik.or.id, wikipedia.org


Minggu, 24 November 2019

Santo Fransiskus Xaverius, Misionaris Perintis Agama Salib di Asia


Shalom... Kita ketemu lagi di blog Kisah Hidup Para Musafir Tuhan. Ini adalah Kisah hidup 25 orang Santo dan Santa yang Jasadnya sampai masih tetap utuh bertahun-tahun setelah wafat mereka ya...

Sekedar info, saya juga membuat vlog tentang ini ya bebs, jadi kalau kamu malas baca, bisa dengar lewat vlog saja : 
https://www.youtube.com/channel/UCDOdlk6kRi8eJtulUF_SKiQ

Nah, akan ada 1 blog tersendiri tentang penjelasan bagaimana orang-orang Kudus ini dijadikan teladan oleh Gereja Katolik ya, karena itu agak rumit dan panjang tapi akan saya ambil seperlunya saja. 

Orang Kudus atau yang kita sebut sebagai Santa (untuk yang wanita) dan Santo ( untuk pria) yang diadaptasi dari bahasa Latin, berarti orang beriman yang semasa hidup menampilkan pola hidup Kekudusan sejati, yang oleh Gereja, mereka diyakini telah mencapai kehidupan kekal di surga. 

Devosi kepada para Kudus ini berarti keterarahan hati kita secara total kepada Allah Tritunggal Mahakudus, dengan pertolongan doa-doa dan teladan hidup para santo dan santa.

Okey, jangan sampai itu membingungkan atau salah kaprah ya bebs, tujuan kita tetap Yesus Kristus sebagai perantara kita kepada Allah Bapa.

Santo Fransiskus Xaverius

Santo Fransiskus Xaverius terlahir sebagai putra bangsawan kaya raya, Bosque di Navarro, selatan Spanyol, pada tanggal 7 April 1506. Dengan nama Francesco de Yasssu Javier. Pada tahun 1530, ia lulus dengan Licence eś arts dari Universitas Paris. 

Kemudian ia melanjutkan studi dalam bidang teologi di kota yang sama. Sebagai pemuda bangsawan yang cerdas, ia bergaul dengan orang-orang terpelajar dan terkemuka di Paris. 

        St. Ignatius Loyola

Santo Fransiskus Xaverius berteman baik dengan St. Ignatius Loyola, yang kala itu sedang berjuang mendirikan sebuah serikat religius bersama temannya St. Petrus Faber. Santo Ignatius memiliki pengaruh besar pada jalan hidup Santo Fransiskus. 

Kecerdasan Fransiskus membuat Ignatius berusaha mengajaknya bergabung dengan serikat yang akan dibangun. Tapi kala itu Santo Fransiskus masih suka bersenang-senang. Kemudian, Ignatius mengutip kata-kata Yesus dari Kitab Suci yang kemudian sangat mempengaruhi perubahan hidup Santo Fransiskus; 

“Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, namun kehilangan jiwanya?”. (Matius 16:26)

Pertanyaan ini mengubah seluruh hidup Santo Fransiskus dan menjadikannya Abdi Allah di dunia. Pada tanggal 15 Agustus 1534, Santo Fransiskus dan 5 rekannya termasuk Santo Ignatius Loyola dan Santo Petrus Feber, mengikrarkan kaul pertama mereka di Gereja Montmatre, Paris. 

Pengikraran ini juga menandai berdirinya Serikat Yesus (Ordo Jesuit) yang direstui oleh Paus Paulus III pada tahun 1540. Keenam misonaris ini juga berjanji akan membantu Paus untuk memberantas ajaran sesat dan menyebarkan iman Kristen. Santo Fransiskus ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 24 Juni 1537.

Di usia 34 tahun, Santo Fransiskus diutus menjadi misionaris di Hindia Belanda. Ia ditawari oleh Raja Dom Joao III dari Portugal hadiah-hadian dan pelayan untuk membantunya. Tapi Santo Fransiskus menolak dan berkata :

“Cara terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju dan memasak makanan sendiri.”

Bersama beberapa rekan, Santo Fransiskus melakukan perjalanan yang sulit. Ia tiba di Goa pada tanggal 6 Mei 1542, dan memulai karya pelayanan mereka meliputi wilayah India Selatan, Srilanka, Indonesia, Jepang dan pulau-pulau lain di timur. 

Dengan cara pewartaan yang menarik dan kesalehan hidup, ia berhasil menawan hati ribuan orang dan mempermandikan mereka menjadi pengikut Kristus. Ia mengatakan; lengan kanannya sampai kelelahan karena banyaknya orang yang harus dipermandikan. 

Ia juga berani membela hak-hak penduduk pribumi dari penguasa sebangsa maupun kolonial yang korup. Santo Fransiskus mengajari mereka tentang ajaran Kristen yang mengutamakan cinta kasih.

Santo Fransiskus Xaverius tiba di Ambon, Indonesia pada tanggal 1 Januari 1546. Selama 6 bulan di pulau Ambon, Santo Fransiskus membaptis ribuan orang. Misi ini menjadi salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia. 

Dalam catatan hidupnya yang indah ia menekankan bahwa betapa ajaran Tuhan sangat dibutuhkan di tempat-tempat yang ia kunjungi. Ia mengajarkan doa-doa dan nyanyian-nyanyian suci dari Alkitab. Dan ia sungguh bersyukur ajarannya kemudian dijadikan rutinitas harian oleh penduduk pulau.

Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya yang melelahkan, Santo Fransiskus sangat dipenuhi sukacita dari Allah. Ia sungguh mendambakan dapat masuk ke China, dimana tidak seorang asingpun diperbolehkan masuk kesana. Setelah berbagai persiapan dilakukan, awal September 1552 Santo Fransiskus tiba di pulau Shangchuan, Tiongkok, sekarang bernama Hong Kong. 

Namun sebelum sampai ke daratan besar China, misionaris hebat ini jatuh sakit. Santo Fransiskus Xaverius meninggal karena kelelahan dan demam di pulau ini pada tanggal 2 Desember 1552, di usia 46 tahun. 

Santo Fransiskus dikuburkan di Shangchuan, namun pada 22 Maret 1553, jenasahnya yang masih utuh dibawa dan disemayamkan di Gereja Santo Paulus, Malaka. Sampai saat ini, sebuah makam terbuka di gereja itu menandai bahwa jenasah Santo Fransiskus Xaverius pernah disemayamkan disitu.

Pada 11 Desember 1553, jenasah Santo Fransiskus dibawa berlayar. Peti jenasahnya dihias dengan lilin-lilin, wewangian dan tirai-tirai indah dalam sebuah kabin. Diiringi lambaian perpisahan dari seluruh penghuni bandar Malaka. 

Ketika melewati selat Penang, kapal itu sempat kandas tapi kemudian tertiup angin kencang dan terdorong kembali ke perairan dalam. Tanggal 15 Maret 1553, kapal itu tiba Goa.

Setelah 16 bulan ketika peti Jenasah itu dibuka di Gereja Katedral, Goa, jasadnya masih utuh dan segar. Ribuan umat diijinkan memberi penghormatan terakhir dengan mencium kakinya dan banyak mujizat dilaporkan terjadi. 

Jasad yang tidak membusuk itu kemudian disemayamkan dalam peti perak pada tanggal 2 Desember 1637 di Basilika Bom Jesus di Goa.

Lengan depan Santo Fransiskus Xaverius yang semasa hidup digunakan untuk mempermandikan orang, dipisahkan oleh Prefektur Jenderal Serikat Yesus, Claudio Acquaviva pada tahun 1614 dan kini dipajang dalam sebuah Reliquarium (tempat penyimpanan relikwi) perak dalam Gereja II Gesü, Gereja utama para Jesuit di Roma.

  Paus Gregorius XV

Santo Fransiskus Xaverius dinyatakan Kudus dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Pesta perayaan Santo Fransiskus Xaverius dirayakan setiap tanggal 3 Desember.

Santo Fransiskus Xaverius adalah sahabat bagi semua orang. Ia enerjik, menarik, rendah hati dan penuh pengabdian akan karya misinya. Ia mendirikan pusat-pusat katekumenat dan sekolah-sekolah. Ia berusaha mendidik imam-imam pribumi di setiap tempat yang ia kunjungi, demi niat ini ia rela bahasa daerah setempat. 

Ia dijuluki sebagai ‘Misionaris Perintis Agama Salib’ di Asia dan misionaris terbesar sejak Santo Paulus. Oleh karena teladan hidupnya, Paus Pius X mengangkat Santo Fransiskus Xaverius sebagai Santo Pelindung Utama Karya Misi.


Referensi: katakombe.org, imankatolik.or.id

Selasa, 19 November 2019

Santa Angela Merici, Pendiri Ordo Ursula (OSU)

Salve.. Seperti yang saya janjikan bahwa ada 25 Santo dan Santa yang kisah hidupnya akan saya ceritakan di blog ini ya... Sebenarnya ada 250 orang Kudus, Tapi tidak semuanya akan saya ceritakan disini.

25 orang Kudus yang saya ceritakan disini adalah mereka yang sampai proses Kanonisasi, tubuh fisik mereka tidak hancur, melainkan tetap awet dan bagus. Jarak antara mereka wafat sampai masa Kanonisasi, sangat lama dan panjang. Karena ada berbagai tahap dan proses yang harus dilewati.

Kubur mereka akan dibongkar jika proses penyelidikan dan kanonisasi akan dimulai. Kisah hidup para kudus ini ada bukti tertulis dan melalui proses wawancara orang-orang terdekat, atau di lingkungan tempat mereka tinggal. 

Karena walaupun sudah wafat berabad-abad lalu, pasti ada saja keluarga atau masyarakat sekitar yang masih mengingat kisah mereka, karena semua proses ini tidak akan dimulai jika tidak ada pengajuan dari orang-orang yang telah lebih dulu mengenal mereka. 

Juga menurut saya, ke-25 orang Santo dan Santa ini sudah mewakili hampir seluruhnya iya kan? Toh disini yang kita fokuskan adalah teladan hidup mereka serta pengalaman pribadi mereka yg ajaib bersama Yesus.

Santa Angela Marici

Santa Angela adalah pendiri Ordo Santa Ursula (OSU), yang didirikan sejak tanggal 25 November 1536 di Italia. Ordo ini bermisi di bidang pendidikan bagi remaja dan sudah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Angela lahir sekitar tahun 1474 di kota Desenzano, Italia. Keluarganya adalah keluarga yang saleh, orang tua Angela memberikan pendidikan yang baik pada kedua putrinya. Mereka diperkenalkan pada para Santo dan Santa. 

Ibu Angela adalah wanita yang memiliki jiwa sosial tinggi, ia memperhatikan orang-orang miskin dan kesusahan. Hal itu tertanam dengan sangat baik dalam diri Angela kecil.  Ayah Angela adalah pemilik ladang anggur anggur yang besar. Sejak kecil mereka ditanamkan pentingnya pengetahuan agama dan kebaikan oleh orang tuanya.

Ketika berusia 10 tahun, Angela kehilangan kedua orangtuanya karena wabah penyakit. Bersama kakak perempuannya, Angela dirawat oleh pamannya. Namun kesedihannya tidak berakhir, di usia 13 tahun Angela kembali harus kehilangan kakaknya juga. 

Bahkan kakak perempuannya ini meninggal sebelum sempat menerima Sakramen terakhir, Angela sangat khawatir akan keselamatan jiwa kakaknya.

Dalam kesedihan dan doa-doanya, suatu ketika, saat Angela berada di ladangnya, ia mendapatkan sebuah penglihatan. Serombongan malaikat-malaikat naik turun tangga yang menghubungkan dunia dan surga. Dan di antara malaikat-malikat itu ada serombongan gadis-gadis, Angela mengenali salah satunya sebagai kakak perempuannya. 

Dia diberitahu oleh Tuhan Yesus bahwa kakaknya sudah diselamatkan. Hatinya sungguh tenang dan bersyukur. Sejak itu Angela berjanji akan menyerahkan seluruh sisa hidupnya untuk pelayanan pada Tuhan.

Di masa remaja, Angela menjadi wanita muda yang pergaulannya luas dan bebas. Ia sangat pintar bergaul, dan lagi pamannya adalah seorang yang kaya raya. Tapi dalam kehidupan yang mewah itu ia teringat akan janjinya ketika melihat kakaknya dalam rombongan para malaikat di ladangnya. Angela kemudian bergabung dengan ordo ketiga Fransiskan. Dia ingin hidup sederhana dan meneladani Santo Fransiskus. 

Setelah pamannya meninggal, Angela kembali ke Desenzano. Di kota kecilnya ini ia mendapati anak-anak tidak mendapatkan pendidikan tentang agama dan perbuatan baik. Hatinya terketuk. Kemudian Angela mendapatkan penglihatan lagi, ia melihat dirinya sedang memberikan pengajaran kepada para pemudi.

Angela menyadari Tuhan memanggilnya untuk tugas mulia itu. Ia lalu mengumpulkan teman-teman perempuannya untuk mengajarkan pelajaran Agama pada anak-anak di kotanya. Karena saat itu tidak ada satupun biarawati dari ordo religius yang memperhatikan tentang pendidikan. Teman-teman Angela sangat bersemangat membantunya.

Suatu ketika, Angela mendapatkan tugas dari Ordo Fransiskan untuk menghibur sebuah keluarga yang baru kehilangan anaknya. Ia menyadari bahwa perang yang berlangsung di kota Brescia mengakibatkan banyak kehancuran. Penduduk menderita, anak-anak terlantar, orang tua kehilangan anaknya, gadis-gadis dilecehkan dan direndahkan, kemiskinan merajalela dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat merosot. 

Pelan-pelan Angela membantu semua orang yang membutuhkannya. Yang sedih dihibur, yang bertengkar didamaikan, ia memberikan kedamaian di hati para imam, menasihati gadis-gadis dan membela hak-hak perempuan.

14 tahun ia berkarya di Kota Brescia. Pada suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem, Angela mengalami kebutaan. Tapi ia tetap melanjutkan ziarahnya. Ia tetap teguh dan berserah diri pada Tuhan sepanjang perjalanan ziarah di tanah suci karena ia percaya Tuhan akan senantiasa menyertainya. 

Karena imannya yang besar Tuhan berkenan menyembuhkan matanya. Angela mendengar suara Tuhan berkata: “Teguhkanlah hatimu, sebelum meninggal kau akan mendirikan sebuah perkumpulan perempuan di Brescia yang menjadi harta Tuhan sendiri”.  

Pada tanggal 25 November 1536, 28 perempuan muda mempersembahkan hidup mereka kepada Tuhan, itulah awal mula berdirinya Ordo Santa Ursula. Angela mempercayakan Ordo yang didirikannya dalam perlindungan Santa Ursula. Santa pelindungan pendidikan tertinggi di abad pertengahan yang dihormati sebagai pemimpin para wanita dan teladan martir keperawanan kristen. 

Dikarenakan berbagai kesulitan dan halangan kala itu, pada awalnya para perempuan muda itu tinggal di rumah mereka masing-masing karena belum mempunyai biara. Sampai akhirnya mereka bisa hidup berkumpul dalam satu tempat.

Santa Angela meninggal pada masa awal berdirinya ordo OSU, tanggal 27 Januari 1540. Kepercayaannya kepada Tuhan telah banyak kali menolong dia melewati masa sulit dalam hidupnya. 

Santa Angela tidak pernah sedikitpun meragukan penyertaan Tuhan pada karya pelayanan yang sudah dirintisnya, dan itu terbukti benar kan?? Ordo Santa Ursula dikenal dan tersebar di seluruh penjuru dunia.

Santa Angela dikanonisasi oleh Paus Pius VII pada 24 Mei 1807. Pesta perayaannya dirayakan setiap tanggal 27 Januari. Jenasah Santa Angela disemayamkan di Church of Saint Afra, Brescia, Italy.

Nah apa yang kamu rasakan ketika membaca pengalaman hidup para Kudus ini? Sudah empa orang Kudus yang saya ceritakan di blog saya ini. Semuanya dari Roma, Italia. Saya pribadi merasa ini sangat menakjubkan. Beberapa dari mereka bahkan terlahir kaya raya, tapi kemudian memilih hidup sangat sederhana, melepaskan segala kemewahan dan hidup untuk melayani Tuhan dan orang miskin. 

Mereka rela kehilangan nyawa demi iman mereka kepada Tuhan. Dan akhirnya Tuhan berkenan memberkati hidup dan karya mereka, bahkan ketika mereka wafat mereka mendapatkan kemuliaan dari Tuhan dan manusia.

Mari kita saling mendoakan, semoga Tuhan Yesus memberkati seluruh hidup dan karya pelayanan kita, Amin.

Minggu, 17 November 2019

Santa Rita de Cassia, pembawa Damai La Vendetta

Salve sahabat Kristus.... Pada bagian ke-empat kisah hidup Santo dan Santa yang jasadnya tetap utuh sampai sekarang, kita akan bercerita tentang Santa Rita de Cassia.

Jujur, sebenarnya sampai sekarang, sebelum saya mulai mencari tahu tentang para Kudus Katolik untuk menulis kisahnya, yang saya kenal santo dan santa dari kecil hanya beberapa. Saya sangat terpesona begitu tahu bahwa ternyata ada banyak sekali orang Kudus Katolik. 

Bukan karena mereka sudah suci dari lahir. Malah ada yang masa lalunya buruk sekali, tapi begitu mereka mengenal Tuhan Yesus dan dipulihkan, hidup mereka langsung berubah seolah terlahir kembali menjadi baru.

Dan mereka benar-benar taat sampai wafat. Sehingga Tuhan Allah berkenan memuliakan dan memberi pahala atas kesetiaan itu dengan mujizat yang dinyatakan pada seluruh umat manusia di seluruh dunia ini. Sungguh besar dan mulianya Tuhan Allah yang kita puji dan sembah. 

Mari datang lebih dekat dan mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Betapa baik Tuhan Allah kita yang menyebut diri-Nya Bapa bagi kita umat-Nya dan Dia benar-benar memperhatikan kita seumpama seorang Bapa merawat anak-anaknya. 

Mana ada tuhan lain sebaik Dia?? Kalau mau bicara soal kebaikan dan kasih setiaNya yang tidak berkesudahan ini, berjilid-jilidpun tidak akan habis, saya siap jadi saksi-Nya karena Dia sungguh baik bagi saya. 

Santa Rita De Cassia

Lahir pada tahun 1381 dengan nama Margherita di kota Rocaporena, Umbria, Italia. Orang tua Santa Rita adalah penganut Katolik yang taat. Saking salehnya keluarga ini, mereka dijuluki sebagai ‘Keluarga Pembawa Damai Kristus’ (Conciliatore di Christo). 

Cita-cita Rita untuk masuk biara di usia 15 tahun tidak direstui orang tuanya, karena mereka sudah menjodohkan Rita dengan Paolo Manchini. Walau berat hati, Rita tetap menikah dengan Paolo kemudian dikaruniai 2 orang putra.

Paolo ini ternyata adalah seorang penjahat yang banyak sekali musuh. Dia juga sangat kasar, sering menganiaya dan memaki Rita. Tapi Santa Rita tetap setia menjalani hidupnya dengan sabar dalam penderitaan. 

Berkat doa-doa dan ketabahannya, suaminya bertobat dan menyesali kajahatannya. Ia berusaha memperbaiki hidupnya kembali ke jalan Tuhan. Tentu saja ini sangat membahagiakan Rita.

Namun, karena permusuhan turun-temurun (La Vendetta; hal ini sering terjadi di Italia) antara keluarga sang suami dan keluarga Chiqui yang memanas, Paolo ditikam sampai mati oleh keluarga Chiqui. 

Rita sangat terpukul, tapi dengan tegas ia memaafkan pelaku dan berusaha agar kedua putranya juga mengampuni pembunuh ayah mereka. Tapi dendam membara telah membakar keduanya. 

Santa Rita berdoa kepada Tuhan memohon agar kedua putranya terbebas dari dendam dan tidak melakukan pembunuhan. Dalam beberapa bulan, kedua putranya sakit parah. 

Rita merawat mereka dengan penuh cinta dan berusaha meyakinkan mereka untuk melupakan dendamnya. Sebelum meninggal kedua putra Rita memaafkan pembunuh ayah mereka dan meninggal dalam kedamaian.

Kisahnya tidak berakhir disini ya gengs, setelah menjadi janda dan ditinggal anak-anaknya, Santa Rita ingin sekali memenuhi kerinduannya dari dahulu untuk menjadi biarawati biara Santa Maria Magdaleda di Cascia. 

Namun niatnya tidak diterima pihak biara, walaupun sebenarnya mereka sangat mengagumi semangat religius dan kesalehan hidup Santa Rita. 

Karena mereka mempertimbangkan masa lalu Rita dimana ada ‘La Vendetta’ dan pembunuhan terhadap sang suami. Apalagi ternyata, dalam biara tersebut ada beberapa wanita dari keluarga Chiqui.

Pihak otoritas biara kemudian memberikan syarat, Rita boleh masuk biara kalau dia berhasil mendamaikan La Vendetta antara keluarga suaminya dan keluarga Chiqui. Tugas yang mustahil kan beb, sama saja dengan menolak Rita masuk biara. 

Rita tidak menyerah, ia berdoa dengan sungguh-sungguh memohon bantuan para kudus dan doanya dikabulkan. santa Rita berhasil mendamaikan konflik berdarah antara keluarga yang sudah berlangsung beberapa dekade.

Santa Rita kemudian diterima, ia tinggal selama 40 tahun dalam biara, mengabdikan dirinya dalam doa kontemplasi dan bekerja untuk perdamaian di wilayah itu. 

Ia memiliki devosi yang amat mendalam kepada Yesus tersalib. Suat hari, ketika sedang berdoa, Santa Rita memohon kepada Tuhan Yesus agar ia diijinkan merasakan penderitaan-Nya. 

Tiba-tiba sebuah cahaya memancar dari mahkota duri di kepala Yesus, menusuk keningnya dan menimbulkan luka yang tidak tersembuhkan. 

Selama 15 tahun luka ini mengalami pendarahan dan tidak tersembuhkan. Karunia ini sangat membahagiakan Santa Rita, karena ia diperkenankan Tuhan Yesus merasakan penderitaan-Nya.

Santa Rita wafat pada 22 Mei 1457, di usia 76 tahun. Jenasahnya yang sampai sekarang masih utuh disemayamkan di Basilika St. Rita de Cascia. Santa Rita adalah Santa pelindung perkawinan dan kasus yang mustahil.

Pesta perayaannya diperingati setiap tanggal 22 Mei. Santa Rita dikanonisasi oleh Paus Leo XIII pada tanggal 24 Mei 1900.

Referensi: katakombe.org

Paus Yohanes Paulus II

Santo Paus Yohanes Paulus II Salve sahabat Kristus, kalau kita seusia, sahabat pasti mengenal dengan baik siapa Paus Yohanes Paulus II yang ...