Minggu, 17 November 2019

Santa Rita de Cassia, pembawa Damai La Vendetta

Salve sahabat Kristus.... Pada bagian ke-empat kisah hidup Santo dan Santa yang jasadnya tetap utuh sampai sekarang, kita akan bercerita tentang Santa Rita de Cassia.

Jujur, sebenarnya sampai sekarang, sebelum saya mulai mencari tahu tentang para Kudus Katolik untuk menulis kisahnya, yang saya kenal santo dan santa dari kecil hanya beberapa. Saya sangat terpesona begitu tahu bahwa ternyata ada banyak sekali orang Kudus Katolik. 

Bukan karena mereka sudah suci dari lahir. Malah ada yang masa lalunya buruk sekali, tapi begitu mereka mengenal Tuhan Yesus dan dipulihkan, hidup mereka langsung berubah seolah terlahir kembali menjadi baru.

Dan mereka benar-benar taat sampai wafat. Sehingga Tuhan Allah berkenan memuliakan dan memberi pahala atas kesetiaan itu dengan mujizat yang dinyatakan pada seluruh umat manusia di seluruh dunia ini. Sungguh besar dan mulianya Tuhan Allah yang kita puji dan sembah. 

Mari datang lebih dekat dan mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Betapa baik Tuhan Allah kita yang menyebut diri-Nya Bapa bagi kita umat-Nya dan Dia benar-benar memperhatikan kita seumpama seorang Bapa merawat anak-anaknya. 

Mana ada tuhan lain sebaik Dia?? Kalau mau bicara soal kebaikan dan kasih setiaNya yang tidak berkesudahan ini, berjilid-jilidpun tidak akan habis, saya siap jadi saksi-Nya karena Dia sungguh baik bagi saya. 

Santa Rita De Cassia

Lahir pada tahun 1381 dengan nama Margherita di kota Rocaporena, Umbria, Italia. Orang tua Santa Rita adalah penganut Katolik yang taat. Saking salehnya keluarga ini, mereka dijuluki sebagai ‘Keluarga Pembawa Damai Kristus’ (Conciliatore di Christo). 

Cita-cita Rita untuk masuk biara di usia 15 tahun tidak direstui orang tuanya, karena mereka sudah menjodohkan Rita dengan Paolo Manchini. Walau berat hati, Rita tetap menikah dengan Paolo kemudian dikaruniai 2 orang putra.

Paolo ini ternyata adalah seorang penjahat yang banyak sekali musuh. Dia juga sangat kasar, sering menganiaya dan memaki Rita. Tapi Santa Rita tetap setia menjalani hidupnya dengan sabar dalam penderitaan. 

Berkat doa-doa dan ketabahannya, suaminya bertobat dan menyesali kajahatannya. Ia berusaha memperbaiki hidupnya kembali ke jalan Tuhan. Tentu saja ini sangat membahagiakan Rita.

Namun, karena permusuhan turun-temurun (La Vendetta; hal ini sering terjadi di Italia) antara keluarga sang suami dan keluarga Chiqui yang memanas, Paolo ditikam sampai mati oleh keluarga Chiqui. 

Rita sangat terpukul, tapi dengan tegas ia memaafkan pelaku dan berusaha agar kedua putranya juga mengampuni pembunuh ayah mereka. Tapi dendam membara telah membakar keduanya. 

Santa Rita berdoa kepada Tuhan memohon agar kedua putranya terbebas dari dendam dan tidak melakukan pembunuhan. Dalam beberapa bulan, kedua putranya sakit parah. 

Rita merawat mereka dengan penuh cinta dan berusaha meyakinkan mereka untuk melupakan dendamnya. Sebelum meninggal kedua putra Rita memaafkan pembunuh ayah mereka dan meninggal dalam kedamaian.

Kisahnya tidak berakhir disini ya gengs, setelah menjadi janda dan ditinggal anak-anaknya, Santa Rita ingin sekali memenuhi kerinduannya dari dahulu untuk menjadi biarawati biara Santa Maria Magdaleda di Cascia. 

Namun niatnya tidak diterima pihak biara, walaupun sebenarnya mereka sangat mengagumi semangat religius dan kesalehan hidup Santa Rita. 

Karena mereka mempertimbangkan masa lalu Rita dimana ada ‘La Vendetta’ dan pembunuhan terhadap sang suami. Apalagi ternyata, dalam biara tersebut ada beberapa wanita dari keluarga Chiqui.

Pihak otoritas biara kemudian memberikan syarat, Rita boleh masuk biara kalau dia berhasil mendamaikan La Vendetta antara keluarga suaminya dan keluarga Chiqui. Tugas yang mustahil kan beb, sama saja dengan menolak Rita masuk biara. 

Rita tidak menyerah, ia berdoa dengan sungguh-sungguh memohon bantuan para kudus dan doanya dikabulkan. santa Rita berhasil mendamaikan konflik berdarah antara keluarga yang sudah berlangsung beberapa dekade.

Santa Rita kemudian diterima, ia tinggal selama 40 tahun dalam biara, mengabdikan dirinya dalam doa kontemplasi dan bekerja untuk perdamaian di wilayah itu. 

Ia memiliki devosi yang amat mendalam kepada Yesus tersalib. Suat hari, ketika sedang berdoa, Santa Rita memohon kepada Tuhan Yesus agar ia diijinkan merasakan penderitaan-Nya. 

Tiba-tiba sebuah cahaya memancar dari mahkota duri di kepala Yesus, menusuk keningnya dan menimbulkan luka yang tidak tersembuhkan. 

Selama 15 tahun luka ini mengalami pendarahan dan tidak tersembuhkan. Karunia ini sangat membahagiakan Santa Rita, karena ia diperkenankan Tuhan Yesus merasakan penderitaan-Nya.

Santa Rita wafat pada 22 Mei 1457, di usia 76 tahun. Jenasahnya yang sampai sekarang masih utuh disemayamkan di Basilika St. Rita de Cascia. Santa Rita adalah Santa pelindung perkawinan dan kasus yang mustahil.

Pesta perayaannya diperingati setiap tanggal 22 Mei. Santa Rita dikanonisasi oleh Paus Leo XIII pada tanggal 24 Mei 1900.

Referensi: katakombe.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paus Yohanes Paulus II

Santo Paus Yohanes Paulus II Salve sahabat Kristus, kalau kita seusia, sahabat pasti mengenal dengan baik siapa Paus Yohanes Paulus II yang ...