
Mungkin kisahnya tidak mendetail ya, karena ada yang hidup di zaman yang sama sekali belum ada alat atau apapun yang menunjang orang untuk mencatat sejarah.
Tapi banyak sekali contoh hidup mereka yang bisa kita ikuti ya geng’s... betapa mereka sangat taat dan mencintai Allah lebih dari hidup mereka sendiri. Banyak orang menyangsikan hal ini dengan mengatakan bahwa jasad mereka memang sengaja diawetkan.
Tetapi kalau ditelurusuri secara nalar hal itu juga tidak mungkin, fenomena ini juga tidak serta merta diterima oleh para pembesar Gereja Katolik ya gengs... Butuh penyelidikan bertahun-tahun dengan proses yang rumit dan panjang.
Para santo dan santa ini sudah wafat dan dikuburkan tapi kuburnya digali kembali bertahun-tahun kemudian. Saya rasa alasan penggalian adalah untuk proses Kanonisasi dan disaksikan oleh pejabat gereja yang menyelidiki proses tersebut.
Tuhan mengijinkan tubuh para orang Kudus-Nya tidak binasa untuk menunjukan kebesaran kasih dan rahmat-Nya yang mampu mengatasi maut dan kebinasaan. Soal ini, sebagai orang Katolik, kita juga diyakinkan dalam
Mazmur 16:10 "sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang Kudus-Mu melihat kebinasaan".
Memang bahwa tubuh adalah fana, yang kekal adalah Roh, tapi terkadang Tuhan Allah melakukan mujizat untuk menunjukan kuasa-Nya. Bagi orang yang percaya hal ini bukanlah yang utama, tapi bagi yang tidak percaya tanda sebesar apapun tidaklah cukup.
Santo Silvanus
Santo Silvanus berasal dari Roma Italia, merupakan salah seorang dari 7 putra Santa Felisitas yang menjadi martir pada masa penganiayaan Kaisar Antonius Pius di Kota Roma. Ayah dan Ibunya adalah keluarga bangsawan Romawi yang telah dibaptis menjadi Kristen.
Setelah ayahnya meninggal dunia, ibunya, Santa Felisitas, mengabdikan seluruh hidupnya pada Tuhan dengan berdoa dan berkarya bagi orang-orang miskin. Teladan baik keluarga ini menghantarkan banyak orang menjadi Kristen pula.
Tentu saja hal ini membuat banyak imam-imam kafir menjadi marah dan melaporkan keluarga ini kepada Kaisar Antonius Pius. Mereka mengatakan bahwa Felisitas dan anak-anaknya adalah musuh negara dan membuat dewa-dewa murka. Maka Kaisar memerintahkan agar Felisitas dan 7 putranya ditangkap.
Santa Felisitas tetap tenang ketika dibawa ke hadapan Gubernur. Sia-sia saja membujuk mereka untuk menyangkal imannya kepada Tuhan dengan mempersembahkan korban kepada para dewa.
Akhirnya sang Gubernur dengan marah berseru: "Perempuan celaka! Jika engkau ingin mati, matilah! Tetapi janganlah engkau membinasakan anak-anakmu pula."
Jawab Santa Felisitas: "Putera-puteraku akan hidup selama-lamanya, jika mereka seperti saya, mengutuk dewa-dewa berhala dan mati bagi Tuhan." Wanita yang gagah berani ini dipaksa menyaksikan putera-puteranya dihukum mati dengan keji.
Seorang mati dicambuk, dua orang didera dengan tongkat, tiga orang dipenggal kepalanya dan seorang lagi tewas ditenggelamkan. Tujuh orang martir putera-putera Santa Felisitas yang gagah berani itu adalah: St. Alexander, St. Vitalis, St. Martialis, St. Januarius, St. Felix, St. Filipus dan St. Silvanus.
Empat bulan kemudian ibu mereka, St. Felisitas, juga menerima mahkota kemartirannya dengan dihukum pancung. Kisah keluarga martir ini mengingatkan saya akan cerita di Kitab 2 Makabe bab 7, tentang seorang ibu bersama tujuh orang puteranya yang dibunuh secara keji pada jaman pemerintahan Raja Antiokhus karena berani membela imannya kepada Tuhan.
Mereka tetap taat memegang perintah Allah semesta alam yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka. Saya tidak tahu apakah ini kisah yang sama, tapi dari cara kematian mereka sangat berbeda.
Santo Silvan adalah pelindung bari para pelayan dan pembantu rumah tangga. Jika pekerjaanmu adalah pelayan dan membantu di rumah tangga, kamu bisa berdoa pada Tuhan dengan perantaraan St. Silvanus ketika kamu menemui kesulitan dalam pekerjaanmu.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar