Rabu, 15 November 2023

Santo Padre Pio dari Pietrelcina

Santo Padre Pio

Sahabat Kristus, di Blog ini, saya berbagi kisah tentang Orang Kudus Allah dalam Gereja Katolik yang disebut sebagai Santo dan Santa. Para Kudus ini adalah mereka yang sudah meninggal, dipercaya sudah berada di surga, dan telah terbukti menjalani cara hidup dengan kebajikan yang heroik atau suci.

Doa-doa yang disampaikan melalui perantaraan para Orang Kudus ini, telah diakui mendatangkan banyak mujizat dan penyembuhan. Dengan mengenal mereka, kita juga didorong untuk mengikuti cara hidup yang kudus, penuh ketaatan dan pengorbanan bagi Allah Bapa.

Detail mengenai bagaimana mereka semua diproses menjadi orang-orang pilihan Allah melalui Gereja Katolik sebenarnya sudah sering saya jelaskan, tapi mungkin saya akan mengambil sebuah judul tersendiri mengenai proses itu.

Saat ini kita akan membaca kisah tentang seorang Mistikus Besar yang menerima karunia Stigmata (stigmata; (yunani) luka-luka penderitaan Kristus yang muncul secara tiba-tiba pada seseorang), hampir sepanjang usia hidupnya. Hal ini mendatangkan banyak minat dan kontroversi di sekelilingnya, beliau adalah Santo Pius atau Santo Padre Pio.

Kita telah menonton dan membaca banyak kisah fiksi tentang Stigmata, terakhir saya menonton film Korea yang diperankan oleh Park Seo Jin tentang seorang atlit yang menerima karunia stigmata pada tangan kirinya. Namun kisah ini, bukan kisah fiksi, melainkan sungguh nyata terjadi.

Masa Muda

Santo Pio lahir di Pietrelcina, Italia Selatan, tanggal 25 Mei 1887 dengan nama Francesco Forgione. Ia adalah anak kelima dari delapan orang bersaudara, dari sebuah keluarga petani pasangan Grazio Forgione dan maria Giusseppa de Nunzio, atau biasa disebut mama Pepa.

Bagi ibunya, Francesco adalah anak yang sangat berbeda dari anak lain sejak kecil, ia sangat religius. Pada usia 9 tahun, Francesco pernah mencambuki dirinya sendiri agar serupa dengan Yesus Kristus. Francesco kecil sering melihat penampakan Tuhan Yesus, Bunda Maria bahkan setan.

Pada usia 16 tahun, di tahun 1903, Francesco meninggalkan keluarganya untuk bergabung dengan biara Kapusin. Ia menjadi Novis di biara itu dan diberikan nama Pius atau Pio. Aturan ketat biara membuat frater Pio sering sakit. Ia kemudian ditahbiskan lebih cepat karena pertimbangan kondisi kesehatannya.

Karunia Stigmata

Padre Pio mendapatkan stigmata pertama pada tanggal 7 September 1911, namun karena takut ia menemui pastor Paroki Pietrelcina, Monsigneur Salvatore Panullo untuk mendoakannya. Ajaibnya, semua luka-luka itu sembuh.

Pada hari Jumat pagi, tanggal 20 September 1918, saat Padre Pio sedang berdoa sendirian di depan salib Kristus dalam sebuah kapel tua, Padre Pio tiba-tiba melihat penampakan sosok-sosok seperti malaikat yang kemudian memberinya luka-luka stigmata yang tinggal tetap ditubuhnya selama setengah abad, segar dan berdarah.

Luka-luka itu terdiri dari, luka pada telapak tangan kanan dan kirinya, luka pada kedua kakinya dan lambungnya. Semua luka itu terbuka, segar dan mengeluarkan banyak darah. Hal itu membuat Padre Pio tidak bisa merahasiakannya, ceceran darah yang tumpah ke lantai membuat kepala biara mengetahuinya.

Seorang dokter yang dipanggil untuk mengobatinya mengatakan bahwa itu bukan luka-luka biasa. Padre Pio adalah imam pertama yang menerima karunia stigmata. Para superiornya berusaha merahasiakannya, namun berita cepat sekali tersebar.

Setiap pagi, sejak pukul empat dinihari, ratusan atau ribuan orang datang ke biara terpencil itu menunggunya. Ada yang sekedar ingin tahu atau memang orang saleh yang datang untuk berdoa. Padre Pio tidur tidak lebih dari 2 jam sehari dan tidak pernah mengambil cuti sepanjang 50 tahun imamatnya.

Padre Pio terbiasa bangun pagi-pagi buta untuk  mempersiapkan misa Kudus, selesai misa ia akan melewatkan seluruh harinya dalam doa dan memberikan Sakramen Pengakuan Dosa. Hidupnya penuh dengan berbagai karunia karismatik termasuk kemampuan membaca batin dan jamahan yang menyembuhkan. Darah yang mengalir dari luka-lukanya mengeluarkan bau yang harum mewangi seperti harum bunga-bungaan.

Penderitaan

Padre Pio mempersembahkan seluruh hidupnya, seutuhnya, untuk tugas imamatnya. Ia mendirikan kelompok-kelompok doa dan rumah sakit moderen yang ia sebut "Wisma untuk Meringankan Penderitaan".

Selama tahun-tahun itu, selain menanggung penderitaan fisik akibat luka-luka stigmata ditubuhnya yang terus menerus mengeluarkan darah segar, Padre Pio juga menderita karena perbuatan sesama manusia.

Pada tahun 1923-1931, Pater Agustinus Gemmeli, seorang ahli dari Fransiskan sekaligus pendiri Universitas Katolik "The Sacred Heart" menyerang Padre Pio. Ia menulis surat kepada vatikan dan menyebutkan bahwa apa yang dialami Padre Pio diakibatkan oleh kehidupan spiritual yang rendah. 

Beberapa Pastor di San Giovanni Rotondo, meyakinkan uskup Manfredonia untuk mengeluarkan pernyataan bahwa Padre Pio dikuasai oleh iblis dan menipu semua saudara sekomunitasnya.

Menanggapi hal ini, pada tanggal 31 Mei 1923, Vatikan mengumumkan bahwa kejadian-kejadian yang berhubungan dengan Padre Pio, bukan berasal dari kekuatan spiritual. Vatikan memerintahkan untuk menghentikan semua bentuk komunikasi yang dilakukan kepada Padre Pio. 

Mei dan Juni 1923, vatikan mengeluarkan perintah yang sangat keras, melarang Padre Pio merayakan misa, memberi kotbah dan pengakuan dosa. Semua ini terjadi sampai tahun 1931.

Mujizat

Padre Pio adalah seorang imam yang rendah hati, di tengah semua pengalaman itu ia menulis surat kepada pembimbing rohaninya bahwa ia merasa sungguh tidak layak menerima karunia sebesar itu. 

Dalam proses kanonisasi, terdapat daftar kesaksian tentang mujizat yang terjadi atas namanya. Seorang wanita yang menjadi anak rohani Padre Pio bernama Nyonya Cleonice menceritakan; pada masa perang dunia kedua, keponakannya menjadi tawanan perang.

Selama setahun seluruh keluarga tidak mendengar kabarnya sama sekali sehingga mereka beranggapan ia telah tewas. Ibunya datang kepada Padre Pio, dengan berlutut dan menangis meminta bantuan imam itu untuk mengetahui apakah anaknya masih hidup.

Padre Pio merasa iba kemudian mengatakan pada ibunya, berdirilah dan pergilah dalam damai. Nyonya Cleonice kemudian mendatangi Padre Pio dan memintanya melakukan sebuah mujizat. 

Dengan penuh percaya diri ia mengatakan kepada Padre Pio, bahwa ia akan menulis sebuah surat kepada ponakannya itu, Giovannino, namun ia hanya akan menulis namanya saja pada sampul surat, sebab ia tidak tahu dimana alamat ponakannya. Ia mengatakan, ia mempercayakan kepada Padre Pio dan malaikat pelindungnya untuk membawa surat itu kepada Giovannino dimanapun ia berada.

Sore hari sebelum tidur, ia menulis surat itu dan meletakkan di meja samping tempat tidurnya. Keesokan hari, ia terkejut, takut dan heran karena melihat surat itu tidak ada lagi disana. Ia pergi menemui Padre Pio dan berterima kasih, imam yang rendah hati itu mengatakan "Berterima kasihlah kepada Santa Perawan".

Lima belas hari setelah surat itu menghilang, keponakannya Givannino mengirimkan balasan surat. Maka bergembiralah hati semua orang dalam keluarga itu. Mereka sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dan juga Padre Pio.

Menjadi Seorang Santo

Santo Padre Pio adalah seorang Imam Biarawan Kapusin dari San Giovanni Rotondo, Italia yang sangat istimewah dan rendah hati. Ia adalah tokoh yang sangat terkenal di abad ke-20, khususnya di Italia.

Meskipun berbagai rintangan dan penderitaan menimpah, ia tetap sabar dan berserah kepada kehendak Allah Bapa. Santo Padre Pio wafat pada tanggal 23 September 1968, di usia 81 tahun. Kemudian dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II di Roma Italia, pada tanggal 2 Mei 1999.

Dan dikanonisasi oleh Paus yang sama pada 16 Juni 2002, hanya tiga tahun setelah beatifikasinya. Jasadnya yang sampai sekarang masih utuh, disemayamkan di San Giovanni Rotondo, Italia, tempat ia mengabdi sampai akhir hayatnya.

Santo Padre Pio menjadi pelindung sukarelawan pertahanan sipil dan para remaja. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 September.

Nah, sahabat Kristus, saya pribadi mendengar banyak hal Santo Padre Pio sejak saya masih kecil. Banyak foto-foto beliau juga beredar di media massa. Saya bersyukur Tuhan selalu punya cara untuk memuliakan umatnya yang setia dan taat pada rencana-Nya.

Terima kasih sudah membaca sampai selesai, Tuhan Yesus memberkati dan Bunda Maria mendoakan.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paus Yohanes Paulus II

Santo Paus Yohanes Paulus II Salve sahabat Kristus, kalau kita seusia, sahabat pasti mengenal dengan baik siapa Paus Yohanes Paulus II yang ...