Dear Gengs..... Saya lagi bersemangat nonton dan menulis
review nih hehehehe.... Sebenarnya, no matter how we feel or mood, jika kita
memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan dalam jangka panjang kita tidak boleh
setengah2 iya kan?? But gengs, walaupun ini hanyalah review film, ini tetap
butuh inspirasi loh... so, please be good to me, okay??
Let’s star it... today, we will talk about new movie, Mustang
2019. Entah kenapa saya pilih film ini untuk direview, padahal saya tidak
banyak mengerti soal kuda apalagi narapidana (hufftt...). Sejak awal saya sibuk
mereview film lama, lalu pas pertama kalinya ambil film 2019 malah The Mustang??!! Hahaha...
okey, Whatever??
Mustang 2019 merupakan film yang disutradarai Laure de Clermont-Tonnerre.
Si Tonnerre ini adalah sutradara film2 pendek. Nah, film ini diangkat dari
kisah nyata tentang Program Pengendalian Kuda Liar di sebuah penjara besar di negara bagian Amerika, dimana program ini memang sengaja dibuat kayak rehabilitasi mental/emosi bagi para
narapidana kejam disitu. Tau dong, rata2 para penghuni Lapas2 besar disana dihukum karena tindak kriminal tingkat tinggi, alasannya merawat kuda liar dan menjadikan kuda itu patuh, memberi efek yang positif untuk memanage emosi mereka. Beberapa negara bagian
Amerika sudah melaksanakan program ini. Kalau saya tidak salah kuda adalah
hewan yang sangat sensitif terhadap perasaan manusia ya, jadi di beberapa
tempat di dunia, orang2 menjadikan Kuda sebagai therapy untuk penyakit mental, seperti Authis. Hey, remember Film Dear John? Bukankah ada adegan dan
pernyataan seperti itu, ya kan?
So, salah seorang narapidana bernama Roman Coleman (Matthias
Schoenae) punya masalah besar dalam soal pengendalian emosi, awalnya Roman diperbantukan di area pemeliharaan kuda2 itu hanya sebagai tukang bersih saja gengs, tempatnya juga hanya beberapa jengkal dari penjara hunian mereka. Tapi rupanya,
pak tua pemilik peternakan itu, Myles (Bruce Dern) memutuskan memasukkan Roman menjadi salah satu pengurus kuda, kebetulan ada seekor kuda yang belum ada pengurusnya karena
terlalu liar.
Roman dihukum karena membunuh istrinya, hal itu membuat hubungannya
dengan satu2nya anak perempuannya, Martha, menjadi buruk. Kedatangan Martha
ke Lapas bukan karena merindukan ayahnya, tapi hanya untuk meminta tanda tangan Roman agar ia bisa menjual
rumah neneknya untuk biaya persalinan. Dengan dibantu oleh pengurus kuda
senoir disitu, Henry, Roman dipercayakan merawat kuda berjenis Mustang liar dengan sisa2 kesabarannya. Tapi itu bukan hal mudah ya, ia bahkan sempat meninju
kuda itu karena kesal (hadehhhh...).
Kejadian itu membuat Myles marah besar dan mengusir Roman dari
peternakannya. Suatu ketika, badai besar datang ke wilayah tersebut dan mereka
harus berlindung ke tempat persembunyian bawah tanah. Surprise, Roman berhasil menyelamatkan mustang
liar tersebut yang tadinya dia pukul itu. Lalu ia memberinya nama Marquis, seperti sebuah cerita yang
dibacanya dari majalah. Kedekatan Roman dan Marquis, bukan hanya berhasil menjinakkan Marquis, tapi juga memberi kedamaian pada
Roman. Ia memanggil Martha datang dan menceritakan kejadian
pembunuhan ibunya dengan menangis. Roman berjanji dia akan berubah dan mengatakan
betapa ia sangat mencintai anaknya. Tentu saja, tidak semudah itu Martha
menerima perubahan ayahnya. Tapi sebenarnya
Roman ini adalah ayah yang sangat melindungi anaknya gengs dan Martha juga sangat mengasihi ayahnya. Martha bercerita bahwa ketika dia berusia 6 tahun dan ayahnya masuk penjara, dia sering menulis surat kepada hakim negara bagian meminta agar ayahnya dibebaskan.
Namanya juga film yang berlatar belakang Lembaga
Pemasyarakatan, tentu saja selalu ada konflik yang lain kan? Tapi menurut saya
ini satu2nya film bertema narapidana yang sangat sederhana, nyaris ga ada
konflik gengs... Setelah Mustang2 liar itu dilatih mereka akan dilelang kepada
pihak militer atau kepolisian yang mau membeli untuk dijadikan hewan dinas,
entah itu di medan perang atau di wilayah2 yang memerlukannya. Selanjutnya,
seperti biasa, kamu harus menyaksikannya sendiri ya gengs... Sebenarnya The Mustang punya alur cerita yang bagus. Bagus karena menurut saya hubungan antara setiap karakter di dalamnya sangat real, tidak terlalu didramatisasi. Saya rasa itulah yang menjadi kelebihan sutradaranya (atau penulisnya?).
Okay, see you in the next movie yah... like ussually, kalau
ada yang kurang mohon dimaafkan, tapi kalau kelebihan harap dikembalikan yah...
hehehehehehe....





Tidak ada komentar:
Posting Komentar