Hai Gengs..... We meet again...
Sebelumnya nih sekedar info, saya menemukan banyak sekali
review Film2 yang ada di Google, IG, Youtube, pokoknya semua media sosial. Dari
yang saya baca semuanya spesifik dan sangat informatif. Jujur, saya kurang
mengerti soal plot dan penokohan dalam sebuah film ya, bukan keahlian saya
soalnya (hehe...). Jadi kalau saya menulis review
film di blog ini benar-benar karena saya suka nonton film dan reviewnya murni saya
ambil dari kisah dan alur film tersebut. Soal penokohan, plot, latar belakang,
lokasi dan lain2 saya percayakan sepenuhnya pada pembuat film ajahh soalnya
membuat film itu tidak gampang kan??? Mana lagi harus menghadapi petugas edit
dan kritikus film segala macam, euhhh ribet... so kita sebagai penikmat film sebatas
nikmati saja, ya kaann??
Okay, hari ini kita akan bicara tentang Film Indonesia yaitu ‘Dilan
1990’, dirilis Januari 2018 dan membooming sejagat persilatan di Indonesia
(hihihi..). Diadaptasi dari Novel ‘Dia Adalah Dilanku 1990’ karya Pidi Baiq
yang juga turun tangan langsung menjadi penulis skenario film ini.
Waktu itu
film Dilan ini digilai wanita dari hampir semua kalangan, mulai dari yang
paling kecil sampai emak-emak kayaknya yang masa SMA-nya sekitar tahun 90-an
kali ya?. Penontonnya mencapai 3000 lebih, sudah terlalu besar jumlahnya untuk
sekedar film remaja jaman dahulu seperti ini.
Kisahnya berawal dari pertemuan Milea Adnan Husein (Vanesha Prescilia) dan Dilan (Iqbaal Ramadhan) dalam perjalanan ke
sekolah. Scene ini kemudian menjadi sangat viral dengan berbagai meme di media
sosial (hahaha..). Milea adalah anak pindahan dari Jakarta, karena profesi
ayahnya sebagai Tentara membuat mereka harus pindah ke Bandung. Sementara Dilan
juga anak dari seorang Tentara dan ibunya Guru Kepala Sekolah, tapi bukan di
sekolahnya Dilan (saya lagi mikir aja kalau ibunya Dilan ini yang jadi kepala
sekolah di SMA mereka, gimana ya ceritanya?). Dari cerita Milea (yang menjadi
plot film ini) kita tahu bahwa Dilan adalah ketua geng motor yang dijuluki ‘Panglima
Tempur’.
Kayaknya Dilan ini nakal sekali ya? Apa-apa diselesaikan dengan
berantem. Kisah Milea membuat kita jadi tahu bahwa Dilan ini sangat disegani
teman-temannya terbukti saat Anhar yang begitu ketakutan minta maaf sama Milea
ketika tanpa sengaja dia menampar Milea. Dan kemudian benar, dia dihajar
habis-habisan oleh Dilan. Keseluruhan film ini menceritakan cara Dilan mendekati
dan menjadi kekasih Milea. Tidak butuh usaha yang terlalu keras, cukup percaya
diri, sedikit lebay, jadi peramal dadakan tapi tetap sopan, akhirnya Milea yang
sebenarnya sudah punya cowok di Jakarta, Beni (Brandon Salim), jadi suka dan rindu sama Dilan. Bukan hanya itu,
Milea sebenarnya juga diincar sama ketua kelasnya si Nandan (Debo Andryos) dan Kang Adi (Refal Hady) guru les-nya. Hebat juga si
Dilan ini ya kan?? Gambaran anak SMA jaman 90-an yang malu-malu, telponan pake
telpon umum, tulis surat, titip salam, naik motor bokap (hehe..), baju seragam isi
dalam pake ikat pinggang, terekam jelas sepanjang cerita, benar-benar bisa membuat
kita semua kangen masa sekolah dulu. Bagaimana Dilan kirim coklat lewat tukang
koran, kasih TTS yang sudah diisi sebagai hadiah ulang tahun, telepon Milea
tiap malam atau ngajakin keliling kota pake motornya membuat film ini manis dan
menyenangkan.
Pada akhirnya mereka jadian, walau Dilan sempat mundur karena
menyangka Milea sudah jadian sama Nandan (tipikal anak jaman itu ya, kalau
sekarang pasti main rebut aja hahaha...). Tapi kedekatan mereka membuat Dilan
jarang bergabung dengan geng motornya. Hal ini ternyata membuat teman2 geng
Dilan ada yang tidak suka dengan kehadiran Milea, itu jugalah yang membuat
Anhar tak sengaja menampar Milea.
Orang tua Dilan, terutama Bundanya
(diperankan oleh Ira Wibowo) adalah
tipikal ibu yang pengertian dan moderen. Karakter ayah dari Dilan dan Milea jarang
muncul, bahkan ayah Dilan tidak pernah kelihatan sama sekali selama film
berlangsung. Menurut Milea, Dilan bukan pribadi yang kasar, beda dengan Benni
yang pemarah, Dilan penyayang, suka buat Milea tertawa dan siap jadi pembela
kalau ada yang mengganggu pacarnya. Kata-kata Dilan yang digambarkan Milea
dalam film ini manis dan lucu.
Sebenarnya sebelum saya baca Novel ‘Dia adalah Dilanku 1990’ saya
juga tidak terlalu paham apa asyiknya film ini, hanyalah bahwa ini adalah cerita
dari seorang wanita bernama Milea yang mengenang romansa masa SMA-nya, menurut
dia itulah masa paling bahagia dalam hidupnya. Menarik? Menurut saya, mungkin kamu
harus baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya biar kamu lebih memahami cerita
Milea. Maaf ya, saya jadi tidak bisa menceritakan alur kisah secara
keseluruhan, saya bingung juga soalnya (hahahaha....). Yang jelas kalau kamu
penggemar film dan pengen nonton film yang menarik, jangan nonton Dilan deh, kamu
tidak akan puas. Tapi kalau kamu memang suka sama Dilan dan Milea dan sudah
baca buku-bukunya Pidi Baiq, boleh nonton film ini. Saya?? Entahlah, di satu
sisi film ini membangkitkan masa-masa SMA tahun 90-an tapi di sisi lain film
ini tidak menawarkan hikmah apapun deh, hanyalah bahwa gara-gara film ini saya
jadi tahu Iqbaal Ramadan dan Vanesha Prescilia. Saya juga nonton
film ini karena penasaran. Oya, sebenarnya soundtrack lagu-lagunya manis, enak
didengar buat yang lagi rindu hehehe....
Okay, sudah dulu ya gengs, kalau memang setelah membaca
seluruh review saya dan kamu tetap tidak mengerti, mungkin kamu harus nonton
sendiri film Dilan.
Seperti biasa, berikut list lagu soundtrack Dilan: 1. Dulu Kita Masih Remaja (The
PanasdalamBank), 2. Kemudian Ini (The PanasdalamBank), 3. Kaulah Ahlinya Bagiku
(The PanasdalamBank), 4. Kamulah Mauku (The PanasdalamBank), 5. Itu Akan Selalu
(The PanasdalamBank), 6. Dimana Kamu (The PanasdalamBank), 7. Berpisah (The
PanasdalamBank ft Vanesha), 8. Kau Ada (The PanasdalamBank ft Hanin Dhiya), 9.
Bersamamu Berdua (The PanasdalamBank ft Christi Colondam), 10. Aku dan Angin (The
PanasdalamBank ft Ghaitsa Kenang).






Tidak ada komentar:
Posting Komentar