Disini saya bercerita tentang kisah inspiratif dan memberkati, juga beberapa review film yang sudah saya tonton dan menurut saya bisa dijadikan bahan pembelajaran hidup. Semoga menjadi berkat buat yang membaca... Stay Healthy, Keep Fighting, Love your self because God love's you... Jesus Blessed...
Heyy Gengs..... Hey, I love this image. Woman with long hair, cute face, sit in the front of her laptop with a cup of coffee. Thankyou anyone for the pict, sorry for borrow this. I don’t know why I am so excited to talk
about movie, maybe, because I just looking for a reason to talk, I mean to
write... For me, writing something is the same with talking, because saya
menulis segala sesuatu yang berbicara di dalam pikiran saya hehe... This is the
tips, you have to do what you love to do. Lakukan atau kerjakan apa yang kamu
suka ya gengs... jangan pernah ngikutin orang lain atau sekedar follow sesuatu
yang lagi viral, no way bebs... you will be bored soon and you never give your
best. And, jika kamu mau membuat review film, segera kerjakan secepatnya
setelah kamu menonton film itu (belajar dari pengalaman sendiri hahaha...),
karena kalau nunggu lama2, kamu bakal lupa kemudian terpaksa nonton dari awal lagi
deh... karena kita setidaknya 75% kita harus memahami alur cerita, karakter and latar
belakang, biar yang baca ngerti, seperti itu ya...
Okay, let’s talk about The Keeping Hours. Film rilis 2018 ini
bergenre Family dengan sentuhan Supranatural alias misteri. Sepasang suami istri,
Mark (Lee Pace) dan Elizabeth (Carrie Coon), memiliki seorang putra bernama
Jacob. Hidup mereka yang indah tiba2 hancur saat Jacob meninggal dalam kecelakaan
di usia 5 tahun. Keduanya benar2 kacau dan saling menyalahkan.
Mereka bertahan
selama 2 tahun setelah kematian Jacob, kemudian memutuskan bercerai. Elizabeth
lalu mengubur dirinya dengan kesibukan menjadi penulis buku, menikahi duda dengan 2 putri dari pernikahan sebelumnya dan memperoleh kehidupan yang selalu dia impikan.
Sebaliknya, Mark lebih memilih
tetap sendirian, menjadi robot pekerja di kantor tanpa kenal waktu. Depresi
membuat Mark menjadi sangat pemarah dan tidak berperasaan, bahkan terhadap anak
kecil.
5 tahun kemudian ia ditelpon pengurus properti, rumah lama
mereka, yang selama ini dijadikan properti sewaan, ditinggalkan begitu saja oleh penyewa
sebelumnya. Mark diminta datang kesana untuk membereskan. Di rumah itu, ia didatangi
seorang wanita cenayang yg mengaku dipanggil oleh penyewa rumah untuk berkonsultasi.
Merasa tidak memanggil, Mark menyuruh wanita itu pergi. Mark lalu memutuskan menelpon Elizabeth dan memberitahu niatnya untuk menjual
rumah. Tiba2 saja pintu kamar seperti ada yang membanting. Mendengar suara langkah kaki di lantai atas, Mark naik untuk melihat. Saat itulah ia melihat Jacob, putranya yg sudah 7 tahun meninggal.
Setelah meyakinkan diri
dengan penglihatannya, Mark lalu menelpon mantan istrinya dan memintanya datang. Kejadian aneh ini
seolah memberi mereka kesempatan kedua untuk melihat Jacob lagi, setelah 7
tahun lamanya berusaha move-on dari keterpurukan. Keduanya bergantian membagi
waktu untuk mengurus Jacob. Wujudnya nyata, ia beraktifitas seperti manusia
umunya, berkomunikasi dengan lancar tapi tidak bisa disentuh.
Kenyataan ini membuat Mark bertanya-tanya, apa sebenarnya yang
terjadi? Ia lalu memutuskan mencari wanita cenayang yang pernah datang ke rumahnya.
Menurut sang cenayang, kejadian Jacob kembali dari kematiannya dalam wujud hantu,
kemungkinan besar karena ada hal yang belum terselesaikan. Memang mengherankan,
seorang anak usia 5 tahun yang meninggal, apa iya ada tugas yang belum
diselesaikan? Cenayang itu menyarankan Mark untuk bertanya langsung kepada
Jacob. Namanya juga tanya sama anak kecil, butuh kesabaran dan kecermatan untuk
menyambung-nyambung kalimatnya, iya kan? Tapi perlahan Mark mulai sadar tujuan
kedatangan Jacob kembali.
Reuni Mark dan Elizabeth di rumah itu sejak kehadiran Jacob
seolah meng-clearkan banyak kesalahpahaman dalam keretakan rumah tangga mereka.
Hal ini juga memberi dampak buruk pada hubungan Elizabeth dan suaminya.
Lalu
Mark mendapati sebuah kenyataan pahit bahwa Elizabeth menderita penyakit
mematikan. Ketika orang yang sudah meninggal tiba-tiba hadir lagi dalam
kehidupan kita, mungkin ada masalah yang harus mereka selesaikan.
Dan memang
itulah maksud film ini. Apa kira2 misi Jacob sebenarnya? Dan bagaimana nasib
hubungan Mark dan Elizabeth? Ayuk nonton yuukk... hehehe...
Dear Gengs..... Saya lagi bersemangat nonton dan menulis
review nih hehehehe.... Sebenarnya, no matter how we feel or mood, jika kita
memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan dalam jangka panjang kita tidak boleh
setengah2 iya kan?? But gengs, walaupun ini hanyalah review film, ini tetap
butuh inspirasi loh... so, please be good to me, okay??
Let’s star it... today, we will talk about new movie, Mustang
2019. Entah kenapa saya pilih film ini untuk direview, padahal saya tidak
banyak mengerti soal kuda apalagi narapidana (hufftt...). Sejak awal saya sibuk
mereview film lama, lalu pas pertama kalinya ambil film 2019 malah The Mustang??!! Hahaha...
okey, Whatever??
Mustang 2019 merupakan film yang disutradarai Laure de Clermont-Tonnerre.
Si Tonnerre ini adalah sutradara film2 pendek. Nah, film ini diangkat dari
kisah nyata tentang Program Pengendalian Kuda Liar di sebuah penjara besar di negara bagian Amerika, dimana program ini memang sengaja dibuat kayak rehabilitasi mental/emosi bagi para
narapidana kejam disitu. Tau dong, rata2 para penghuni Lapas2 besar disana dihukum karena tindak kriminal tingkat tinggi, alasannya merawat kuda liar dan menjadikan kuda itu patuh, memberi efek yang positif untuk memanage emosi mereka. Beberapa negara bagian
Amerika sudah melaksanakan program ini. Kalau saya tidak salah kuda adalah
hewan yang sangat sensitif terhadap perasaan manusia ya, jadi di beberapa
tempat di dunia, orang2 menjadikan Kuda sebagai therapy untuk penyakit mental, seperti Authis. Hey, remember Film Dear John? Bukankah ada adegan dan
pernyataan seperti itu, ya kan?
So, salah seorang narapidana bernama Roman Coleman (Matthias
Schoenae) punya masalah besar dalam soal pengendalian emosi, awalnya Roman diperbantukan di area pemeliharaan kuda2 itu hanya sebagai tukang bersih saja gengs, tempatnya juga hanya beberapa jengkal dari penjara hunian mereka. Tapi rupanya,
pak tua pemilik peternakan itu, Myles (Bruce Dern) memutuskan memasukkan Roman menjadi salah satu pengurus kuda, kebetulan ada seekor kuda yang belum ada pengurusnya karena
terlalu liar.
Roman dihukum karena membunuh istrinya, hal itu membuat hubungannya
dengan satu2nya anak perempuannya, Martha, menjadi buruk. Kedatangan Martha
ke Lapas bukan karena merindukan ayahnya, tapi hanya untuk meminta tanda tangan Roman agar ia bisa menjual
rumah neneknya untuk biaya persalinan. Dengan dibantu oleh pengurus kuda
senoir disitu, Henry, Roman dipercayakan merawat kuda berjenis Mustang liar dengan sisa2 kesabarannya. Tapi itu bukan hal mudah ya, ia bahkan sempat meninju
kuda itu karena kesal (hadehhhh...).
Kejadian itu membuat Myles marah besar dan mengusir Roman dari
peternakannya. Suatu ketika, badai besar datang ke wilayah tersebut dan mereka
harus berlindung ke tempat persembunyian bawah tanah. Surprise, Roman berhasil menyelamatkan mustang
liar tersebut yang tadinya dia pukul itu. Lalu ia memberinya nama Marquis, seperti sebuah cerita yang
dibacanya dari majalah. Kedekatan Roman dan Marquis, bukan hanya berhasil menjinakkan Marquis, tapi juga memberi kedamaian pada
Roman. Ia memanggil Martha datang dan menceritakan kejadian
pembunuhan ibunya dengan menangis. Roman berjanji dia akan berubah dan mengatakan
betapa ia sangat mencintai anaknya. Tentu saja, tidak semudah itu Martha
menerima perubahan ayahnya. Tapi sebenarnya
Roman ini adalah ayah yang sangat melindungi anaknya gengs dan Martha juga sangat mengasihi ayahnya. Martha bercerita bahwa ketika dia berusia 6 tahun dan ayahnya masuk penjara, dia sering menulis surat kepada hakim negara bagian meminta agar ayahnya dibebaskan.
Namanya juga film yang berlatar belakang Lembaga
Pemasyarakatan, tentu saja selalu ada konflik yang lain kan? Tapi menurut saya
ini satu2nya film bertema narapidana yang sangat sederhana, nyaris ga ada
konflik gengs... Setelah Mustang2 liar itu dilatih mereka akan dilelang kepada
pihak militer atau kepolisian yang mau membeli untuk dijadikan hewan dinas,
entah itu di medan perang atau di wilayah2 yang memerlukannya. Selanjutnya,
seperti biasa, kamu harus menyaksikannya sendiri ya gengs... Sebenarnya The Mustang punya alur cerita yang bagus. Bagus karena menurut saya hubungan antara setiap karakter di dalamnya sangat real, tidak terlalu didramatisasi. Saya rasa itulah yang menjadi kelebihan sutradaranya (atau penulisnya?).
Okay, see you in the next movie yah... like ussually, kalau
ada yang kurang mohon dimaafkan, tapi kalau kelebihan harap dikembalikan yah...
hehehehehehe....
Hai Gengs..... Okay, it’s almost 1 week I didn’t write this
blog, right? Actually, I need something to push me for write, like the inspiration,
although selalu ada movie, so many movie, yang membuat saya ingin mereview,
tapi benar2 menulis review butuh mood, you know??
Okay, today we talk about The Mortal Instrument : City of
Bones. Yeah seperti judulnya, ini adalah film bergenre Action petualangan and Fantasy
from USA. Diambil dari Novel dengan judul yang sama karya Cassandra Clare, this
movie diperankan oleh Lily Collins sebagai Clary Fray dan lawan
mainnya Jamie Campbell as Jace Wayland (O my goodness, this man was so
Gothic....).
Dikisahkan Clary seorang gadis remaja dengan kehidupan biasa2
saja, sering hangout dengan sahabat sejak kecilnya, Simon. Kehidupan Clary tiba-tiba berantakan sejak ibunya, Jocelyn Fray (Lena Headey) menghilang dari rumah mereka. Sejak itu Clary berusaha mencari tahu rahasia yang menurutnya selama ini disimpan oleh ibunya. Ketika Clary dan Simon masuk ke sebuah diskotik, dilihatnya seorang pria dibunuh, anehnya kejadian
itu hanya dilihat oleh Clary sendiri. Sesampai di rumah, ia mendapati rumahnya hancur berantakan, lalu banyak mahkluk aneh menyerang dia di rumahnya. Clary dan Simon lalu diselamatkan oleh Jace, cowok berpenampilan Gothic yang dilihatnya membunuh orang di diskotik. Dibantu dua
temannya, Alec dan Isabelle, Jace membawa mereka berdua ke
sebuah institut yang kasat mata. Jace menjelaskan bahwa tempat itu merupakan tempat perlindungan dari mahkluk2 aneh yang menyerang mereka di rumah tadi. Melihat institut ini saya teringat Film Harry Potter (well,
hanya pernah lihat thraillernya, tidak pernah nonton)
Di tempat inilah Clary mendapat banyak penjelasan tentang
ibunya dan semua kejadian yang mereka alami. Jace dan teman2nya adalah
sekelompok Shadowshunter yang membasmi mahkluk2 jahat pemburu Cawan Emas, mahkluk2 itu adalah pengikut Valentin (Jonathan Rhys). Menurut cerita, Valentin ingin membuat keturunan yang Immortal dengan bantuan cawan emas tersebut. Menurut kelompok Shadowshunter, hal ini tidak benar karena mengganggu keseimbangan alam (ceileehh penjelasannya... hahaha...). Diduga selama ini cawan tersebut disembunyikan oleh Jocelyn, ibunya Clary. Menghilangnya Jocelyn kemungkinan besar ada hubungan dengan perburuan itu.
Rupanya Clary ini adalah keturunan Mandon, alias keturunannya Valentin. Hanya, kenangan Clary sejak kecil memang
sengaja dihapus oleh Jocelyn untuk melindunginya. Clary
kemudian memutuskan untuk ikut bergabung mencari Cawan emas sekaligus mencari
ibunya. Dengan mengikuti beberapa petunjuk, mereka bertemu dengan Magnus, pria
penyihir yang selama ini berhubungan dengan ibunya. Tapi petualangan mereka
menyebabkan Alec terluka parah. Akhirnya Clary menyadari bahwa sebenarnya Cawan
itu disembunyikan ibunya di sebuah Kartu Tarot dan hanya Clary yang bisa
mengambilnya.
So, bagaimana akhir cerita, you guys bisa nonton filmnya
langsung ya... Apa saya juga harus buat pertanyaan klasik juga kayak pembuat review2 lain? Kayak: Apakah Clary akan menemukan ibunya, apakah mereka selamat, bagaimana nasib cawan tersebut? hihihi..... Pokoknya, buat kamu penggemar film2 Fantasy seperti Twilight, HP,
Originals and etc, film ini mirip2 kayak itu. Ada action,
fantasy and romance too. Disini romancenya antara Clary, Jace dan Alec (what??!!). Tapi ending
film ini menggantung, saya kira ada sequelnya, tapi sampai sekarang
tidak ada, katanya karena film ini terlalu ngikut2in
Twilight, alias Twilight wanna be (ga juga deh, ya kan??)
Anyways, kalian harus nonton sendiri ya gengs.. saya belum pernah baca novelnya, entah ada di Indonesia atau tidak, tapi mungkin
kita akan bisa lebih paham kalau baca novelnya langsung kayak Twilight. Okay gengs, kalau ada kurang mohon dimaafkan, jika ada kelebihan
mohon dikembalikan (hihiihi...) see you in the nex movie...
Hai gengs.... it’s 19 of June 2019 (woww 19-19 right? I just realized it) and I want to talk about a different Movie, bukan movie juga sih
sebenarnya tapi sebuah drama Korea berjudul ‘On
The Way to the Airport’.
Menurut saya, para penulis skenario drama or Korean movie punya imajinasi yang sangat
tinggi dan kreatif gengs.. Mereka mampu menciptakan karakter dengan alur cerita
yang tidak terpikirkan sama sekali oleh manusia biasa seperti kita (yeahh...),
but menurut saya yang sering terjadi dalam drama Korea adalah they are all happy ending. Jadi, setelah
melewati proses belasan (kadang puluhan) episode yang menguras air mata, otak,
tenaga and then ending-nya pasti
simpel, mudah ditebak and everybody happy.
Coba ya sesekali ending-nya tu
ekstrim or yang tidak terlintas sama
sekali dalam pikiran orang. Anyway,
kalau saya yang jadi penulisnya belum tentu juga saya bisa kan ya?? (hehehe...)
Okay, On The Way to The
Airport dirilis pada September 2016. Berbeda dengan drama korea kebanyakan yang
mengangkat tema tentang kehidupan remaja or masa pacaran, drama ini mengusung persoalan
merried people yang pada dasarnya punya
kehidupan masing-masing lalu kemudian dipertemukan oleh nasib. Ada beberapa karakter
yang difokuskan dalam kisah ini, karena mereka berkaitan satu sama lain, like I said, nasib mempertemukan mereka.
Choi Soo-ah (Kim Ha-neul) seorang ibu
rumah tangga yang punya profesi sebagai pramugari senior memiliki pembawaan yang
tenang, hangat dan penyayang sebagai seorang teman, ibu maupun istri. Dia adalah pribadi yang sangat 'ibu' sekali ya gengs, walaupun profesinya pramugari, tapi sangat humble. Ada scene dalam drama ini ketika Soo-ah datang ke pembukaan cafe dan terpaksa meminjam dress temannya yang super thight, hahaha dia sangat risih karena merasa tidak layak lagi. Berbanding terbalik dengan suaminya
Park Jin-seok (Shin Sung-rok) seorang
kapten Pilot Pesawat tampan, hanya mencintai diri sendiri dan pekerjaannya, dia selalu menganggap seluruh urusan rumah tangga dan anak
adalah tanggung jawab istrinya dan akan terus menyalahkan istrinya jika ada
masalah, keduanya memiliki seorang anak perempuan bernama Park Hyo-eun, gadis
kecil lincah nan ceria juga sangat mengasihi ibunya.
Karena pertimbangan
tertentu, Hyo Eun disekolahkan di sebuah sekolah International di Kuala Lumpur
dan tinggal di sebuah asrama putri milik seorang wanita korea bernama Marie. Hyo
Eun kemudian mendapat teman sekamar yaitu Annie seorang anak pendiam dan sangat
baik hati yang juga berasal dari Korea. Walau baru beberapa waktu bersama,
Annie dan Hyo Eun sudah sangat dekat. Ayah Annie adalah seorang arsitek, Seo
Do-woo (Lee Sang-yoon), karakter
Do-woo adalah ayah yang penuh kasih pada anaknya sementara ibu Annie, Kim
Hye-won (Jang Hee-jin) adalah seorang
seniman kerajinan Korea dengan pribadi yang dingin. Dia mengabdikan seluruh
hidup dan kemampuannya untuk pekerjaannya dan tidak begitu peduli dengan Annie.
Awalnya saya tidak begitu paham tentang Hye-woon, sebagai seorang ibu dia
terlalu dingin, cenderung menyeramkan (huffft...).
Sebenarnya hidup mereka aman
sejauh ini, kelihatan bahwa Do-woo dan Soo-ah mampu menerima kekurangan
pasangan masing-masing. Atau mungkin mereka belum menyadarinya. Keduanya juga
tidak banyak protes saat pasangan mereka meminta menyekolahkan anaknya
masing-masing jauh di Malaysia padahal mereka tidak suka jauh2 dari anak2nya. Lalu sebuah peristiwa
mengubah segalanya. Berawal dari kecelakaan yang menewaskan Annie, niatnya
untuk pulang ke korea di hari ulang tahun sang nenek dihalangi oleh ibunya. Annie
berlari dengan perasaan sedih, disini dia sempat bertabrakan degan Soo-ah yang
sedang dalam perjalanan menuju pesawatnya, di luar bandara Annie tertabrak dan
meninggal di rumah sakit sebelum ayahnya sempat tiba di Malaysia. Peristiwa inilah
yang kemudian menyatukan Soo-ah dan Do-woo, kesedihan Do-woo kehilangan anaknya
lalu perlakuan istrinya yang seolah ingin melupakan segalanya tentang Annie
dipertemukan dengan kelemah lembutan Soo-ah yang hangat dan penuh empat, tapi
dibalik itu juga menyimpan kecewa tak terungkapkan pada keacuhan suaminya yang
menyebalkan menurut saya. Oiya, di episode pertama ini dengan berbagai kejadian,
Do-woo dan Soo-ah sama2 belum menyadari bahwa mereka sudah sering bertemu tapi belum
paham mereka orang tua dari anak2 yang saling berhubungan.
Eh, tapi saya suka
dramatisasi adegan pertemuan keduanya di pesawat saat Soo-ah menyadari bahwa
pria itu adalah ayahnya Annie, atau setiap kali mereka akan bertemu di bandara,
saat Soo-ah turun dengan eskalator dan Do-woo menunggu di tempat duduk, so romantic... Nah, dari sinilah semuanya
berawal. Kekecewaan masing-masing mendekatkan keduanya. Mereka nyaman, saling
mendukung dan menguatkan satu sama lain. Do-woo merasa didengarkan dan Soo-ah
merasa dipahami, seolah mereka menemukan teman untuk berbagi ketika mereka
tidak mendapatkannya di rumah dan menjadi seperti anak muda yang sedang jatuh
cinta. Kamu akan menemukan adegan2 di setiap episode yang menggambarkan
keduanya saling menyukai dan merasa terikat tapi status membuat mereka tidak
boleh memperlihatkan hal itu. Do-woo kecewa dengan istrinya yang tanpa
ekspresi, dingin2 saja menghadapi kematian anaknya bahkan memaksa Do-woo
menguburkan Annie di Malaysia saja, memaksa semua orang dalam rumah untuk tidak
membicarakan tentang anak itu lagi lalu membuang semua barang2nya. Sebenarnya awal
menonton drama ini saya tidak berpikir sama sekali bahwa Annie bukan anak kandung
Do-woo, tapi anak Hye-won dari pria di masa lalu yang tidak dicintainya. Fakta ini
sepertinya menjelaskan mengapa dia sangat membenci Annie. Setelah beberapa
episode saya baru menyadari banyak sekali yang disembunyikan oleh Hye-won dari
suaminya.
Seluruh keluarga Do-woo sangat mengasihi dan kehilangan Annie,
bertolak belakang dengan ibunya sendiri. Tanpa sepengetahuan Hye-won abu
jenasah Annie dibawa pulang ke Korea. Setelah kematian Annie, Soo-ah membawa
Hyo Eun pulang ke Korea dan mengurus kepindahan Hyo Eun dengan bantuan Do-woo. Soo-ah
sesungguhnya seorang wanita karier sekaligus ibu rumah tangga yang kesepian,
stress dengan hidupnya, selalu merasa bersalah atas segala hal dan berusaha
memendam perasaan kecewa pada suaminya yang menurut saya sama sekali tidak
mengerti cara berhubungan dengan anak dan istrinya sendiri untuk kemudian sibuk
mencari alasan agar bisa mengirimkan anak dan istrinya keluar dari rumahnya. Dia
menjadi idola di antara para pramugari, sangat narsis dan ia sama sekali tidak
mau kehilangan pesonanya. Ketika Do-woo dan Soo-ah saling menghibur dan
menguatkan, Hye-won dan Jin-seok terlalu sibuk dengan pekerjaan dan ambisi
mereka. Rasa syukur Do-woo atas kehadiran Soo-ah tergambar dari kata2nya “Keberadaanmu
saja sudah merupakan bantuan besar bagiku”, I
just wondering, kenapa bukan istrinya yang ada di posisi itu tetapi malah
orang asing, istri orang pula, kenapa bukan Hye-won yang menjadi orang terakhir
bertemu dengan Annie atau ibunya Do-woo sebelum mereka meninggal, kenapa justru
ikatan batin Do-woo lebih kuat dengan Soo-ah ketimbang Hye-won. Ketika Soo-ah
mulai menghindar dan merasa bersalah dengan hubungan mereka, Do-woo selalu
menemukan kata-kata untuk membenarkan semua itu atau membuat Soo-ah merasa
lebih baik juga seluruh alam semesta seolah tetap berinisiatif mempertemukan
mereka. Seperti kata temannya Do-woo ‘Annie, ibu dan seluruh dunia ingin kalian
bersama, aku rasa tidak ada yang bisa berbuat apa2’. Ibu mertua Soo-ah, menurut
saya sama menjengkelkan seperti suaminya. Sepertinya Do-woo jatuh hati ketika
melihat Soo-ah memeluk tas berisi abu jenasah Annie saat hujan dari bandara ke
mobil seolah dia sedang memeluk seseorang. Pada episode 4, Soo-ah menggambarkan
perasaannya ketika berada di sebuah situasi saat Hye-won hampir saja memergoki
meraka, dia merasa ‘Menakutkan dan menyedihkan’.
Saya menyadari pada dasarnya mereka
tidak ingin melakukannya, tapi tidak ada seorangpun yang ingin kehidupan yang
tidak bahagia, dan mereka hanya ingin merasakan lagi rasa yang sudah lama
hilang dari kehidupan mereka saat itu, mungkin itulah yang membuat mereka
berdua memilih untuk terus bertemu walau dibarengi dengan rasa bersalah. Hhh...
kalian harus benar-benar memperlakukan pasanganmu dengan baik yah gengs sebelum
kamu benar-benar kehilangan mereka dan menyesalinya.... O God, kalau cowoknya
sekeren Lee Sang-yoon, how can I refused (wkwkwkwwkk.... come on, kamu diperlakukan
semena-mena di rumah oleh suami dan mertuamu, tapi sangat dikagumi dan
diperlakukan begitu nyaman oleh pria tinggi, tampan, hangat dan penuh kasih
seperti itu bebs.... But, itu bukanlah pembenaran ya gengs, jangan diambil
hati, I just say it). Benar kata orang-orang, ketika kau melakukan kesalahan kemudian
merasa nyaman di dalamnya, kau tidak akan bisa membedakan mana yang benar mana
yang salah. Kematian ibu Do-woo malah memberikan alasan bagi keduanya untuk
semakin dekat, seperti saat Annie meninggal, Soo-ah membuatnya bisa bangkit
dari kesedihan. Sudah beberapa kali setelah itu mereka hampir tertangkap oleh
pasangan masing2. Tapi tidak membuat mereka berpisah, malah semakin terikat. Ketika
Hyo-eun sedang sakit, Soo-ah malah menginap semalaman dengan Do-woo lalu
bepergian ke sebuah perkampungan yang tenang berdua. Ada saat dimana Soo-ah menyadari
kedekatan mereka tidak benar, awalnya hanya saling curhat tentang anak2 atau
perasaan mereka sebagai orang tua, dimana hal ini tidak pernah bisa mereka
lakukan dengan pasangan sendiri, kemudian mulai menjurus menjadi berbahaya bagi
rumah tangga masing2 dan membuat segalanya menjadi buruk, tapi tetap saja kemudian
selalu ada alasan untuk bertemu lagi. Lalu ia memutuskan mengajukan pengunduran
diri dari pekerjaannya, meninggalkan suaminya dan berlibur ke pulau Jeju
bersama Hyo Eun. Ironisnya di masa2 rentan seperti itu, Do-woo malah semakin
banyak menemukan kebohongan istrinya.
Ketika pada akhirnya Do-woo dan Soo-ah memutuskan
tidak saling bertemu lagi, justru di saat mereka berusaha bangkit dari
keterpurukan karena kegagalan hubungan masing2. Sebenarnya ada banyak
peringatan dalam film ini, seperti kalimat “Tidak ada pria yang sukses setelah
menyingkirkan istrinya..’ atau ‘kau tidak bisa mempercayai pria yang sudah
menikah, mereka tidak akan memberikan hatinya. Mereka hanya memerlukan wanita
sebagai jaminan saja bahwa mereka masih berguna’. And you know what, ketika kau melakukan kesalahan, banyak hal dalam
hidupmu yang akan terbengkelai dan berjalan buruk, tidak akan ada rahasia yang
bisa disembunyikan selamanya. Yeahhh gengs, itu pelajaran penting buat kita
semua.
Oke, cukup segitu saja
ya gengs... (saya suka menggantung ketika mereview film yaa hahahaha saya hanya
mau kalian penasaran dan menontonnya. Apalagi drama Korea, kamu tidak akan
memahami endingnya jika kamu tidak mengikuti prosesnya bebs..) biasanya saya hanya
menulis 4 halaman untuk review, tapi ini sudah 6 halaman hahahha.... saya
menulis review ini sambil menonton drama ini lagi, untuk kedua kalinya karena
sudah lama sekali saat saya menontonnya, I
can’t remember all detail, so I watch
it and then I wrote this hehehe... Ada banyak sekali karakter menarik dan
konflik dalam drama ini (memang seperti itulah drama korea pada umumnya), ada
teman Soo-ah yang sangat cantik dan baik hati tapi ternyata pernah punya
hubungan dengan Park Jin-seok, ada juga seorang pramugari yang tergila-gila
dengan Jin-seok dan berusaha membuat Soo-ah merasa tidak berarti, kamu harus
menontonnya sendiri untuk bisa memahami jalan ceritanya, tenang, hanya 16
episode itu termasuk pendek ya untuk ukuran drama2 Korea pada umumnya. Oya, kamu
akan tahu betapa menarik neneknya Annie yang masih hidup secara tradisional dan
jatuh hati dengan kebaikan Soo-ah. Drama ini menampilkan gambar perumahan yang
bagus, dapur, kamar tidur, ruang tamu mereka seperti contoh2 interior rumah di
Instagram. Dan juga kita jadi tahu kehidupan seorang pramugari yang ternyata
tidak seindah kelihatannya. Akan tetapi, hanya karena menceritakan tentang dua
orang yang sudah menikah lalu tertarik dengan orang lain tidak menjadikan drama
ini terkesan murahan. Malah menurut saya pada akhirnya mereka menyelesaikan
dengan bijak dan merupakan yang terbaik buat semua orang, walaupun pada
dasarnya perpisahan dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang baik, kita semua bertanggung
jawab di dalamnya tidak ada yang patut disalahkan, tapi mungkin buat beberapa orang
itu baik agar bisa melanjutkan hidup dengan bahagia. Yah, kita tidaklah
berkompeten menghakimi hidup orang lain sebatas apa yang kita lihat kan? Semua orang
punya cerita, kita hanya harus menjalani hidup kita tanpa perlu mengurusi
kehidupan orang lain. Pemandangan Kuala Lumpur hanya terlihat sedikit saja,
lebih banyak lokasinya di sungai Han, Bandara, pesawat dan restoran milik
Do-woo. Oiya, kamu juga bisa melihat indahnya Rumah Tua Korea dimana pemiliknya
masih sangat mempertahankan keasliannya di tengah peradaban yang sudah maju. You know what, mereview drama ini
membuat saya jadi paham cara penulisan nama orang Korea (ya ampun, saya harus
bolak balik melihat di google biar
tidak salah tulis).
Saat menonton film ini saya merasakan 2 hal yang bertolak
belakang, di satu sisi saya menyalahkan Do-woo dan Soo-ah karena terus bertemu
walau sudah menyadari hubungan mereka salah, tapi di sisi lain saya berharap
mereka bisa bersama. Benar-benar menggambarkan realita hubungan terlarang pada
umumnya gengs... it’s clasic. Mungkin
seperti kata orang2, pernikahan membuat kita tahu sifat asli seseorang. Selama kamu
belum menikahinya ya hanya yang manis2 saja yang kamu lihat. Film ini
mengajarkan betapa pentingnya memperhatikan pasanganmu walau hanya hal2
sederhana seperti mengucapkan selamat malam. Anyway, kalau kamu penyuka drama2 Korea dan sudah berkeluarga atau
memiliki hubungan serius kalian harus nonton ya, banyak hal baik yang bisa kamu
pelajari disini.... Entah nasib (takdir) yang suka mempermainkan perasaan manusia
atau manusia itu sendiri yang senang bermain-main dengan perasaan, kamu bisa
memutuskan sendiri. Huffft saya betul2 terbawa dengan emosi drama ini, okay
gengs pada akhirnya kamu harus menonton sendiri drama ini, karena ceritanya
akan membuatmu berpikir dua kali untuk menggoda pasangan orang lain atau
bermain api dari pasangan kalian. See you
soon in next movie..
Sebelumnya nih sekedar info, saya menemukan banyak sekali
review Film2 yang ada di Google, IG, Youtube, pokoknya semua media sosial. Dari
yang saya baca semuanya spesifik dan sangat informatif. Jujur, saya kurang
mengerti soal plot dan penokohan dalam sebuah film ya, bukan keahlian saya
soalnya (hehe...). Jadi kalau saya menulis review
film di blog ini benar-benar karena saya suka nonton film dan reviewnya murni saya
ambil dari kisah dan alur film tersebut. Soal penokohan, plot, latar belakang,
lokasi dan lain2 saya percayakan sepenuhnya pada pembuat film ajahh soalnya
membuat film itu tidak gampang kan??? Mana lagi harus menghadapi petugas edit
dan kritikus film segala macam, euhhh ribet... so kita sebagai penikmat film sebatas
nikmati saja, ya kaann??
Okay, hari ini kita akan bicara tentang Film Indonesia yaitu ‘Dilan
1990’, dirilis Januari 2018 dan membooming sejagat persilatan di Indonesia
(hihihi..). Diadaptasi dari Novel ‘Dia Adalah Dilanku 1990’ karya Pidi Baiq
yang juga turun tangan langsung menjadi penulis skenario film ini.
Waktu itu
film Dilan ini digilai wanita dari hampir semua kalangan, mulai dari yang
paling kecil sampai emak-emak kayaknya yang masa SMA-nya sekitar tahun 90-an
kali ya?. Penontonnya mencapai 3000 lebih, sudah terlalu besar jumlahnya untuk
sekedar film remaja jaman dahulu seperti ini.
Kisahnya berawal dari pertemuan Milea Adnan Husein (Vanesha Prescilia) dan Dilan (Iqbaal Ramadhan) dalam perjalanan ke
sekolah. Scene ini kemudian menjadi sangat viral dengan berbagai meme di media
sosial (hahaha..). Milea adalah anak pindahan dari Jakarta, karena profesi
ayahnya sebagai Tentara membuat mereka harus pindah ke Bandung. Sementara Dilan
juga anak dari seorang Tentara dan ibunya Guru Kepala Sekolah, tapi bukan di
sekolahnya Dilan (saya lagi mikir aja kalau ibunya Dilan ini yang jadi kepala
sekolah di SMA mereka, gimana ya ceritanya?). Dari cerita Milea (yang menjadi
plot film ini) kita tahu bahwa Dilan adalah ketua geng motor yang dijuluki ‘Panglima
Tempur’.
Kayaknya Dilan ini nakal sekali ya? Apa-apa diselesaikan dengan
berantem. Kisah Milea membuat kita jadi tahu bahwa Dilan ini sangat disegani
teman-temannya terbukti saat Anhar yang begitu ketakutan minta maaf sama Milea
ketika tanpa sengaja dia menampar Milea. Dan kemudian benar, dia dihajar
habis-habisan oleh Dilan. Keseluruhan film ini menceritakan cara Dilan mendekati
dan menjadi kekasih Milea. Tidak butuh usaha yang terlalu keras, cukup percaya
diri, sedikit lebay, jadi peramal dadakan tapi tetap sopan, akhirnya Milea yang
sebenarnya sudah punya cowok di Jakarta, Beni (Brandon Salim), jadi suka dan rindu sama Dilan. Bukan hanya itu,
Milea sebenarnya juga diincar sama ketua kelasnya si Nandan (Debo Andryos) dan Kang Adi (Refal Hady) guru les-nya. Hebat juga si
Dilan ini ya kan?? Gambaran anak SMA jaman 90-an yang malu-malu, telponan pake
telpon umum, tulis surat, titip salam, naik motor bokap (hehe..), baju seragam isi
dalam pake ikat pinggang, terekam jelas sepanjang cerita, benar-benar bisa membuat
kita semua kangen masa sekolah dulu. Bagaimana Dilan kirim coklat lewat tukang
koran, kasih TTS yang sudah diisi sebagai hadiah ulang tahun, telepon Milea
tiap malam atau ngajakin keliling kota pake motornya membuat film ini manis dan
menyenangkan.
Pada akhirnya mereka jadian, walau Dilan sempat mundur karena
menyangka Milea sudah jadian sama Nandan (tipikal anak jaman itu ya, kalau
sekarang pasti main rebut aja hahaha...). Tapi kedekatan mereka membuat Dilan
jarang bergabung dengan geng motornya. Hal ini ternyata membuat teman2 geng
Dilan ada yang tidak suka dengan kehadiran Milea, itu jugalah yang membuat
Anhar tak sengaja menampar Milea.
Orang tua Dilan, terutama Bundanya
(diperankan oleh Ira Wibowo) adalah
tipikal ibu yang pengertian dan moderen. Karakter ayah dari Dilan dan Milea jarang
muncul, bahkan ayah Dilan tidak pernah kelihatan sama sekali selama film
berlangsung. Menurut Milea, Dilan bukan pribadi yang kasar, beda dengan Benni
yang pemarah, Dilan penyayang, suka buat Milea tertawa dan siap jadi pembela
kalau ada yang mengganggu pacarnya. Kata-kata Dilan yang digambarkan Milea
dalam film ini manis dan lucu.
Sebenarnya sebelum saya baca Novel ‘Dia adalah Dilanku 1990’ saya
juga tidak terlalu paham apa asyiknya film ini, hanyalah bahwa ini adalah cerita
dari seorang wanita bernama Milea yang mengenang romansa masa SMA-nya, menurut
dia itulah masa paling bahagia dalam hidupnya. Menarik? Menurut saya, mungkin kamu
harus baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya biar kamu lebih memahami cerita
Milea. Maaf ya, saya jadi tidak bisa menceritakan alur kisah secara
keseluruhan, saya bingung juga soalnya (hahahaha....). Yang jelas kalau kamu
penggemar film dan pengen nonton film yang menarik, jangan nonton Dilan deh, kamu
tidak akan puas. Tapi kalau kamu memang suka sama Dilan dan Milea dan sudah
baca buku-bukunya Pidi Baiq, boleh nonton film ini. Saya?? Entahlah, di satu
sisi film ini membangkitkan masa-masa SMA tahun 90-an tapi di sisi lain film
ini tidak menawarkan hikmah apapun deh, hanyalah bahwa gara-gara film ini saya
jadi tahu Iqbaal Ramadan dan Vanesha Prescilia. Saya juga nonton
film ini karena penasaran. Oya, sebenarnya soundtrack lagu-lagunya manis, enak
didengar buat yang lagi rindu hehehe....
Okay, sudah dulu ya gengs, kalau memang setelah membaca
seluruh review saya dan kamu tetap tidak mengerti, mungkin kamu harus nonton
sendiri film Dilan.
Seperti biasa, berikut list lagu soundtrack Dilan: 1. Dulu Kita Masih Remaja (The
PanasdalamBank), 2. Kemudian Ini (The PanasdalamBank), 3. Kaulah Ahlinya Bagiku
(The PanasdalamBank), 4. Kamulah Mauku (The PanasdalamBank), 5. Itu Akan Selalu
(The PanasdalamBank), 6. Dimana Kamu (The PanasdalamBank), 7. Berpisah (The
PanasdalamBank ft Vanesha), 8. Kau Ada (The PanasdalamBank ft Hanin Dhiya), 9.
Bersamamu Berdua (The PanasdalamBank ft Christi Colondam), 10. Aku dan Angin (The
PanasdalamBank ft Ghaitsa Kenang).
Hai Gengs.....
(is that okay I call you guys ‘gengs’ or bebs? hahaha
I will make this is habit you know...)
I am so excited about this new blog,
because, I suddenly dapat
ide briliant (hehehe...) sebagai konsep membuat sebuah blog lebih menarik. Actually, saya pernah punya sebuah blog https://myrealblogani.blogspot.com
(yeahh..) but, so sad, blog itu tidak
bisa saya buka lagi karena email dan passwordnya hilang. Never mind, I get my new blog with new idea.
Okay, stop talking. Di blog ini, saya akan mereview
film-film or apa saja yang bisa membuat saya ingin bicara, seperti judul blog ini kan? I Just want to talk... Mungkin saya akan lebih sering bicara tentang movie, (I loooove
movie...) dari berbagai genre, karena saya tidak punya kesukaan genre yang spesifik
asal jalan ceritanya menarik mudah dicerna dan realistis (mungkin ini akan
dapat pengecualian kalau filmnya bertema fiksi). Saya juga akan bicara tentang drama2 korea (hahaha I like that too, sometimes...) dan Film
Indonesia (my lovely country....) and eatc. Anyway, tidak menutup kemungkinan saya juga akan membahas berbagai hal lain yang tidak nyenggol sama sekali dengan movie hehehe.... Film pertama yang akan saya
bahas disini adalah ‘Mamma Mia’ sebuah Film Musical bergenre Romance, of course. Para fans ABBA pasti sudah nonton (wajib) film ini ya
kan?? Me too.... Kalau kemudian dibuat
sequelnya di tahun 2018 ‘Mamma Mia 2’, bisa jadi karena booming dan berhasil ya
kan??? But kita akan membahas yang dibuat di tahun 2008 ya gengs...
Film ini
menceritakan tentang seorang gadis bernama ‘Sophie Sheridan’ (Amanda Seyfried) yang
sedang mempersiapkan diri untuk pernikahannya di usia 20 tahun dengan
tunangannya Sky (Dominic Cooper), lalu mendadak menemukan masa lalu ibunya,
Donna Sheridan (Meryl Streep) dari sebuah buku diary milik Donna. Berlatar
belakang pulau Yunani yang menakjubkan, this
movie star telling about Sophie yang selama ini hidup sendirian bersama Donna
sama sekali tidak mengetahui siapa ayahnya, tiba-tiba mendapati bahwa ia bisa
menemukan ayahnya dari cerita dalam diary tersebut. Donna ternyata memiliki 3 hubungan
dalam kisah masa lalunya. Kisahpun berjalan, Sophie sangat bersemangat menemukan
ayahnya, secara rahasia atas nama ibunya, ia mengundang ketiga pria ini, Sam Carmichael
(Pierce Borsnan) Harry Bright (Collin Firth) dan Bill Anderson (Stellan
Skarsgard) dan berharap pernikahannya akan sempurna dengan kehadiran ayahnya.
Tentu
saja, misi rahasia ini tidak diketahui oleh Donna, hanya Sophie dan kedua
sahabatnya, Lisa dan Alli yang tahu. Kedatangan Sam, Bill dan Harry membawa berjuta
perasaan tersendiri bagi Donna. Kenangan masa lalunya bergulir kembali. Di moment
ini, kita disuguhi kesedihan Donna di masa lalu mendapati kenyataan bahwa
dirinya hamil dan ditinggalkan orang yang dicintainya (so sad..). Kemudian momen persiapan pernikahan yang sebenarnya menyenangkan,
rusak dengan konflik antara Donna, Sophie dan Sky, ditambah lagi stress
persiapan pernikahan membuat mereka bertengkar. Sophie bahkan mengutarakan
ketidakpuasannya karena sampai usianya 20 tahun ini, ibunya tidak pernah
menceritakan siapa sebenarnya ayahnya. Hal ini kemudian diungkapkan Donna bahwa
karena dia sendiri tidak begitu yakin siapa di antara ketiga pria ini adalah
ayah sophie. Karena saat Sam meninggalkannya untuk menikah dengan tunangan Sam
di kota, kesedihan Donna dihibur oleh Harry dan Bill yang tiba-tiba hadir
bergantian mengisi hari-harinya.
Okay, this is what I’ve thinking, bagaimana
jika saya ada di posisi Donna. Mencintai seseorang so deep lalu ditinggalkan untuk kemudian mendapati bahwa saya
hamil. What a cruel world. Kita tahu
perasaan Donna yang campur aduk ketika pertama kali menemukan 3 pria masa
lalunya di loteng rumahnya dan lagu Mamma Mia dan Chiqitieta, ditambah kegelisahan
seorang ibu tunggal saat harus menikahkan anaknya yang menurut dia masih sangat
muda, well usia 20 tahun. Entah harus
merasakan apa, marah, sedih, gembira, kaget. Bertahun2 sendirian membesarkan
anaknya dengan kehidupan yang berat, menafkahi anaknya, membangun kehidupannya
dan ia merasa sudah melakukan yang terbaik sampai para pria itu muncul.
This movie is also tell about friendship.
Uniknya bahwa Donna dan Sophie punya 2 sahabat wanita yang senantiasa hadir dan
menghibur walaupun ketika mereka sudah punya kehidupan sendiri2. It is a good mood, I have two girlfreind too.
Gambaran hubungan yang kuat antara ibu dan anak, membuat saya membayangkan
seperti apa rasanya menyerahkan dua anak perempuan saya ketika mereka menikah. Thanx God, I have my husband with me (hehe..).
Lalu, how Sophie feels... Dia sangat
merindukan mengetahui siapa ayahnya, just
to know. Untuk kemudian menemukan ada 3 pria yang berkompeten menjadi
ayahnya. Dia mendapat kesempatan mengenal mereka lebih dekat dan berniat
meminta mereka menjadi pengantar di hari pernikahannya. Dia begitu bersemangat
menemukan siapa ‘pahlawan dalam mimpinya’, sampai akhirnya dia menyadari
ibunyalah yang berhak mendapat predikat itu.
The last but not least, we know this movie menyuguhkan lagu-lagu
dari grup ABBA yang legendaris, disusun secara apik sesuai jalan cerita film,
sangat natural dan menyentuh. Setelah Donna mengetahui kehadiran Sam cs adalah
atas undangan Sophie karena ingin mengetahui tentang ayahnya, fakta baru
muncul, Donna sendiri tidak yakin yang mana dari ketiga orang itu adalah ayah Sophie.
Seperti kata teman Donna, Tanya; ‘Dia menunggu 20 tahun untuk mengetahui siapa
ayahnya, lalu dia mendapat 3 ayah’ (wkwkwkwk...). Oiya, dari film ini kita juga
jadi tahu bahwa di Yunani sering terjadi gempa dan sesekali jika kita beruntung
kita bisa melihat air terjun Dewi Cinta, Aphrodite (benar gak tulisannya??)
yang memancar keluar dari dalam tanah.
Pada akhirnya
kita dikejutkan dengan ending yang berbeda, dan itu sungguh penyelesaian yang
lebih baik untuk semua orang menurut saya (seolah saya bagian dari kisah itu
hahhaa...). Okay gengs, so sorry review saya tidak mendetail karena saya mau
kalian menyaksikan sendiri film ini, sehingga kamu bisa memutuskan apakah film
ini memang menarik. Lagian ini juga sebenarnya bukan review at all, ya kan? Well, selain itu mata kita dipuaskan oleh bertaburan
bintang-bintang kelas atas Hollywood di film ini like Pierce Borsnan, Merryl Streep and Amanda Seyfried. Lalu saya
mengutip kalimat ini ‘Sometimes,
sebuah moment dalam hidup dapat mempertemukan beberapa orang yang sama sekali tidak
saling kenal tapi memiliki perasaan yang sama’. Maaf juga kalau masih banyak
kekurangan yah, namanya juga proses belajar... hope you gengs like it.
Oya, saya
kasih list 18 lagu ABBA yang diangkat di film ini yah: 1. I Have a Dream, 2. Honey, Honey, 3. Money, Money, 4. Mamma Mia, 5.
Chiqitieta, 6. Dancing Queen, 7. Our Last Summer, 8. Lay all
Your love on me, 9. Super Trouper, 10. Gimmie, Gimmie, 11. Voulez Vous, 12. S.O.S.
13. Does Your Mother Know, 14. Sleeping Trough My Fingers, 15. The Winners Take
it All, 16. Yes, I Do, 17. Said and Done, 18. Take it Chance.