Senin, 18 September 2023

Santa yang menjadi Bintang Tamu di The Nun II

Santa Lusia dari Syrakusa

Kalau kamu sudah nonton The Nun II, si suster Valak yang suka sekali cari masalah itu, kamu pasti sempat melihat gambar dan penjelasan singkat dari suster Irene, tentang Santa Lusia dari Syrakusa. Di Film ini, tentu saja, gambaran Santa Lusia dibuat lebih creepy. Saya suka melihat bagaimana tangguh dan beraninya suster Irene di film kedua ini.

Buat yang belum nonton, saya akan menjelaskan sedikit. Ceritanya, dalam kisah kali ini, suster Irene yang sudah selamat dari Biara Santa Carta, Rumania (The Nun I), menjalani kehidupannya sebagai biarawati Katolik di Prancis. Saat inilah ia berkenalan dengan suster Brenda. Ditemani sahabat barunya ini, suster Irene harus menghadapi keganasanValak. Berlatar belakang pedalaman Prancis yang mistik dan sangat indah, film garapan sutradara Michael Chaves ini berhasil menguasai Bioskop Holywood selama sepekan sejak dirilis. 

Tapi, suster Irene dan suster Brenda tidak sendirian, mereka juga ditemani oleh Kate dan Sophie. Keduanya adalah ibu dan anak yang tinggal di sebuah asrama Sekolah Perempuan, tempat Valak kali ini beraksi. Ternyata, si Valak memakai tubuh Maurice, teman suster Irene yang menyelamatkannya di Rumania, untuk bangkit kembali kedua kalinya.

Disini dijelaskan bahwa, senjata terbaik untuk menumbangkan Valak adalah, relikui dari Santa Lusia, yang ditinggalkan kepada keturunannya atau keluarganya yang masih hidup. Relikui dalam Gereja Katolik adalah sebuah peninggalan berupa tanda kasih dari para Kudus atau Santo dan Santa Katolik, untuk mendekatkan kita yang mengimani mereka sudah berkumpul di surga, kepada Tuhan.

Kisah Hidup

Menurut Wikipedia, Santa Lusia dilahirkan pada tahun 283 di Syrachusa, Sisilia, Italia. Orangtuanya adalah bangsawan kaya, yang sangat dihormati. Ayah Lusia meninggal ketika dia masih kecil, sehingga sebagian besar hidupnya bersama ibunya, Eutychia.


Lusia tumbuh menjadi seorang remaja yang cantik dengan sepasang mata yang sangat indah. Hal itu membuat banyak pemuda bangsawan yang jatuh hati padanya. Namun sejak remaja, Lusia telah berikrar untuk hidup suci murni dan menjadi pengantin Kristus. Ketika ibunya memaksa Lusia untuk menikahi salah seorang pemuda bangsawan kafir, dengan tegas ia menolaknya.

Kala itu, Eutychia sedang menderita sakit pendarahan, berbagai pengobatan telah dilakukan namun kondisinya tidak kunjung membaik. Lusia kemudian membujuk ibunya untuk berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania. Dalam ziarah itu, Lusia berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan ibunya, agar ia bisa melunakkan hati ibunya tentang niatnya untuk tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah ia ikrarkan pada Kristus.

Tuhan mendengar doa Lusia, ibunya sembuh. Ia kemudian menceritakan pada ibunya tentang ikrar kemurniannya. Sebagai ungkapan rasa syukur, ibu Lusia mengijinkan anak gadisnya untuk memenuhi panggilan hidup menjadi pengantin Kristus.

Perawan dan Martir

Pemuda bangsawan yang ditolak menikahi Lusia, sangat marah akan hal itu. Di jaman itu, Kekaisaran Romawi diperintah oleh Diokletianus, seorang Kaisar bengis yang sangat membenci pengikut Kristus. Banyak umat Kristen yang mempertahankan imannya, dibunuh dan disiksa dengan keji. 

Pemuda bangsawan ini memanfaatkan hal itu dengan melaporkan identitas keluarga Lusia kepada Kaisar. Lusia kemudian ditangkap. Ia diancam akan dibutakan kedua matanya, tapi Lusia lebih rela kehilangan matanya dari pada tidak menjadi pengantin Kristus.

Berbagai cara mereka lakukan agar Lusia kehilangan kemurniannya, namun Santa Lusia tidak terkalahkan. Usaha mereka untuk membakarnya juga gagal. Lusia direncanakan akan dibawa ke rumah para wanita pendosa, agar ia kehilangan kemurniannya, namun hal itu tidak terjadi karena badannya sangat berat ketika akan diangkat. 

Kedua matanya dicongkel keluar ketika disiksa, Tuhan Yesus membalas cintanya dengan menggantikan kedua mata itu menjadi lebih indah. Kemudian seorang algojo menikam lehernya. Santa Lusia wafat pada tanggal 13 Desember 304 M, sebagai martir Kristus.

Santa Lusia dihormati sebagai Perawan dan Martir yang sangat terkenal di Italia, terutama Sisilia. Banyak doa dan permohonan terkabul melalui perantaraannya, terutama kesembuhan penyakit mata. Hal itulah yang membuat di kemudian hari Santa Sisilia sering digambarkan sedang memegang sepasang mata di telapak tangannya. Ia diangkat sebagai Santa pelindung para penderita penyakit mata. 

Bagi kita orang Katolik, cara hidup Santa Lusia bisa menjadi pedoman untuk lebih mencintai Kristus yang telah wafat disalib dan disiksa demikian keji untuk menyelamatkan kita dari dosa. Terutama bagi para remaja perempuan di jaman ini. Mungkin menurut sebagian dari kita, pilihan hidup Santa Lusia ini terlalu ekstrim, not our style.

Tapi lihatlah bagaimana cara Tuhan Yesus membalas cinta Santa Lusia, yang juga seorang manusia biasa seperti kita. Menjadi suci dan murni sebagai pengantin Kristus, bukan hanya untuk menjadi seorang biarawati. Kita bisa melakukan hal itu sebagai ungkapan untuk menghormati bait Kudus Allah yang ada dalam diri kita.

Menjaga kemurnian selama masa muda bahkan setelah menikah dan berkeluarga dengan hidup taat kepada perintah Tuhan. Menjauhi pergaulan bebas, pesta pora, alkohol, narkoba, hedonisme, materialisme, iri hati, dengki, kikir, kemalasan dan aliran-aliran yang menyesatkan. 

Semua itu bukan hanya sekedar menghormati tubuh pribadi kita sebagai pemberian Tuhan, tapi juga demi menghormati sengsara Tuhan yang pedih, disiksa, dirajam, dilecehkan, dihina dengan kejam, sampai Ia wafat di kayu salib.

Jadi jika kita mengorbankan diri seperti Santa Lusia, menghadapi setiap pencobaan dunia untuk tetap hidup dalam kemurnian, ingatlah bahwa ada seseorang yang jauh lebih besar, yang telah melakukan semua itu, mengorbankan darah dan tubuhnya yang mulia untuk kita orang berdosa. Dialah sang Penyelamat kita, Raja segala Raja, Tuhan Yesus Kristus, yang Kudus dan Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paus Yohanes Paulus II

Santo Paus Yohanes Paulus II Salve sahabat Kristus, kalau kita seusia, sahabat pasti mengenal dengan baik siapa Paus Yohanes Paulus II yang ...