Selasa, 20 Agustus 2019

The Third Way of Love


Hayyy there... Why I’am so excited talk about movie, because I am movie lover... Dan tidak ada hal lain yang membuat saya bisa banyak berbicara seperti ini selain movies bebs... Maafkan saya jika semua film tidak saya selesaikan ceritanya, hanya ingin membuat kalian penasaran dengan endingnya dan ikut menonton sehingga kalian bisa memutuskan sendiri pendapat kalian tentang film tersebut.

Memang tidak semua movie yang saya bahas disini mempunyai kisah yang menarik ya gengs, menurut saya. But, yang sampai sekarang masih menjadi keinginan saya adalah membahas film Indonesia yang menarik. But, you know what, film Indonesia tidak gampang ditemukan di web2 movie, yang kan? Sementara di kota kecil kami yang tercinta ini tidak punya Bioskop, so, jadilah saya sangat tergantung dengan website movie, yang sepertinya ilegal setiap waktu berubah channel, harus dicari2 dulu seharian hahahaha.... Dimana web seperti ini tidak punya film Indonesia yang terbaru gengs.... Akhirnya saya memutuskan harus puas dengan film2 barat or asia yang ada saja, dari pada stress, ya kan??




Okay, let’s talk about Roman China yang dibuat tahun 2015, ‘The Third Way of Love’. I know, why love movie again??? Padahal, I don’t believe in love? Am I? No, I don’t believe in true love. Bebs, film ini katanya kisah cinta yang sangat sedih dimana mempertemukan oppa kesayanganku (you know.... I am oppa Korea lover too hehehe...) Song Seung Heun dengan artis China Liu Yi Fei. Maksudnya bahwa kedua orang ini dipertemukan dalam film ini dan kemudian menjadi kekasih di dunia nyata. Kayak, cinlok gitu... 


Please don’t judge me, okay?? Song Seung Heun adalah aktor Korea ter-hot (katanya cari cowok jangan yang hot, soalnya neraka juga hot, wkwkwkwkwk...) yang punya keahlian mendalami karakter luar biasa. Kita yang menonton seolah ikut main sama oppa cakep ini deh, suer! Beberapa filmnya yang sudah saya tonton, termasuk Obssesed 2014 (bebs, kalau kamu belum dewasa tidak boleh nonton film ini ya, full adult...).


Patut diakui, The Third Way of Love yang merupakan adaptasi dari Novel berjudul ‘Di San Zhong Ai Qing’ karangan Zi You Xing Zou tahun 2007 ini merupakan kisah cinta impian wanita, dengan ending yang berbeda tentu saja, karena di film ini endingnya sedih sekali. Berkisah tentang sepasang kekasih yang ditakdirkan melewati kisah cinta penuh masalah dan sangat complicated. Setelah bercerai dengan suami yang dinikahinya selama 3 tahun, Zou Yu (Liu Yi Fei) pulang dari Beijing dengan pesawat. Ia menangis sejadi2nya sepanjang perjalanan. Di samping tempat duduknya, Lin Qi Zheng (Song Seung Heun) merasa risih dengan tatapan mata semua penumpang pesawat yang curiga padanya, karena wanita yang menangis tanpa peduli orang di sekitarnya itu duduk tepat di sampingnya. Ia menyodorkan tissue pada Zou Yu, ia menatap gadis cantik itu penuh tanda tanya sampai tiba di bandara.


Sesampai di rumah, Zou Yu mendapati adiknya Zou Yue (Jia) melakukan percobaan bunuh diri. Penyebabnya sangat tidak masuk akal sebenarnya menurut saya. Ia jatuh cinta pada bos di tempat kerjanya dan merasa depresi setelah mengetahui bosnya ini akan menikah padahal bosnya sama sekali tidak pernah bertemu apalagi menjalin hubungan dengannya. Dokter yang merawatnya, menyarankan kepada Zou Yu agar menjaga kondisi Zou Yeo tetap tenang, karena hasrat untuk bunuh dirinya sangat rentan, bisa kumat lagi.


Zou Yu bekerja sebarai Lawyer dari Firma Hukum kecil. Perceraiannya membuat dia semakin mandiri dan tangguh menjalani hidupnya yang keras. Ia juga menjadi pengacara sukarela yang membantu para buruh miskin yang tidak bisa menyewa pengacara. Setelah menanyakan penyebab usaha bunuh diri pada adiknya, Zou Yu pergi menemui Qi Zheng, untuk menanyakan soal hubungannya dengan adiknya. Ia berharap pria itu mau bertanggung jawab. Tapi kemudian ia menyadari bahwa adiknyalah yang hidup dalam hayalan, terobsesi pada bos di kantornya yang hanya bisa dipandang dari jauh tapi tidak mungkin bisa dimiliki. Baru kemudian ia mengerti, ternyata si Lin Qi Zheng ini adalah pria yang digila-gilai wanita2 single di kota itu, karena ia memiliki semua kualifikasi pria impian wanita.


Ia tampan, sukses, anak konglomerat dan presiden perusahaan terkenal di Beijing, Zhilin Group. Zou Yu cepat2 pergi karena merasa bersalah telah menuduh Qi Zheng. Saat itu ia belum menyadari bahwa Qi Zheng adalah pria di pesawat yang memberinya tissue. Kemudian mereka dipertemukan lagi, ketika salah seorang buruh yang menjadi kliennya hendak bunuh diri di bangunan proyek milik Zhilin Group. Ia menuntut dibayar upah kerja lemburnya. Bersama Qi Zheng ia berhasil menyelesaikan persoalan itu. Keduanya makan malam untuk merayakannya, saat itulah Qi Zheng mulai menunjukkan ketertarikannya pada Zou Yu.


Menyadari sinyal2 asmara itu, Zou Yu berusaha menghindari. Ia masih trauma dengan perceraiannya dan selama ini nyaman hidup seolah tidak butuh cinta. Then, sebuah kesempatan mempertemukan mereka lagi. Lembaga hukum Zou Yu dipilih menjadi mitra kerja Zhilin Grup. Dengan kata lain, Zou Yu dan kolega kantornya harus mengurus segala sesuatu tentang hukum yang menyangkut perusahaan besar ini. Qi Zheng, pemuda kaya raya yang hidupnya diatur, kaku dan taat pada aturan keluarga juga ayahnya, sangat haus akan cinta. Seolah mendapat kesempatan emas untuk lebih dekat dengan Zou Yu, ia benar2 memanfaatkan situasi ini.


Sutradara film ini, John H. Lee memang jago dalam menghasilkan sindrom melow (ciaahhh... kayak tau2 ajah...), si John ini adalah sutradara ‘A Moment to Remember’ yang terkenal sangat mengaduk-aduk perasaan penonton di tahun 2004 itu gengs. Layaknya wanita2 tangguh dalam kebanyakan romance movie, Zou Yu tidak segampang itu jatuh hati pada Qi Zheng


Berbagai usaha Qi Zheng tidak mampu meluluhkan hatinya. Saya merasa di satu sisi ia memang tidak percaya akan semudah itu dicintai pria kaya yang baru saja dikenalnya, ditambah lagi ia seorang janda. Dan di sisi lain ada adiknya Zou Yeo yang terobsesi secara aneh pada Qi Zheng ( What kind of love is that? is not make sense, right?!).


But, takdir berkata lain, menyadari kegigihan Qi Zheng, Zou Yu mulai goyah. Dari asisten kepercayaan Qi Zheng, Zou Yu mengetahui bahwa setiap pagi pria itu minum kopi di cafe yang berada di persimpangan penyebrangan yang tiap hari dilewati Zou Yu hanya untuk bisa memandangnya dari jauh. Sejak itu keduanya memulai kencan mereka yang romantis. Saat mereka berkesempatan terbang berdua dalam urusan kerja ke Beijing, Zou Yu membelikan sebuah syal untuknya. Walaupun masih takut dan bingung akan masa depan hubungan mereka, Zou Yu percaya pada janji yang diucapkan Qi Zheng yang akan membahagiakan dia. 


Tapi itu tidak membuat Zou Yu mau dikasih segala kemudahan, ia mengembalikan kartu kredit dan semua fasilitas yang diberikan Qi Zheng. Menyadari perbedaan status sosial dan situasi di mereka, Zou Yu memberikan persyaratan bahwa dalam hubungan mereka hanya boleh bertemu kalau keduanya saling merindukan dan jika nanti salah satu dari mereka ingin mengakhiri hubungan, masing2 harus merelakannya. Qi Zheng seolah telah menemukan kebahagiaan yang selama ini dirindukannya, keduanya benar2 bahagia dan jatuh cinta.


Of course, kisah indah mereka mulai menghadapi tantangan. Saat sedang berduaan di apartemen, Jiang Xiyao (Jessie Chiang) tiba2 datang. Dia adalah putri dari sahabat ayah Qi Zheng, yang sudah dijodohkan dengannya sejak dulu. Melihat kebersamaan keduanya, Xiyao yang sepertinya sudah sangat mencintai Qi Zheng, mulai gusar. 


Tiba2 saja masalah mulai berdatangan. Keuangan perusahaan Zhilin memburuk, Qi Zheng harus berkeliling mencari pinjaman, tapi semua usahanya sia2. Ayahnya mendesak ia segera menikahi Xiyao, karena perusahaan ayah Xiyao mampu menolong keterpurukan mereka. Xiyao juga menemui Zao Yu, walau tidak dikatakannya langsung, Zao Yu mengerti maksud Xiyao agar ia mundur, sebagai pengacara perusahaan ia diminta untuk mengurus perjanjian pranikah mereka.

Menyadari hubungan mereka tidak mungkin bisa diselamatkan, Zou Yu yang penuh kesedihan hampir saja tertabrak di penyeberangan. 


Ia menyadari hal itu diperhatikan oleh Qi Zheng yang mengamatinya dari dalam cafe persimpangan, tempat biasa ia menunggui gadis itu lewat. Ia memberikan tisue dan berkata “ini hadiah untukmu, berhati-hatilah menyeberangi persimpangan ini jika disana tidak ada jembatan penyeberangan”. Kemudian di akhir kisah ia baru menyadari maksud kata2 Qi Zheng itu.


Setelah calon pengantin yang dijdohkan itu menandatangani perjanjian pranikah yang diurusnya, Zou Yu mabuk2an mengenang cintanya dengan Qi Zheng. Qi Zheng yang masih berharap pada hubungan mereka, datang mencarinya di pesta pernikahan teman kantor Zou Yu. Ia masih berusaha meyakinkan Zou Yu untuk menunggunya. 

Hubungan mereka akhirnya diketahui Zou Yue, ia marah dan mengancam bunuh diri. Kali ini ia melompat dari gedung proyek, tempat pertama kalinya Qi Zheng jatuh hati pada kakaknya. Tapi ia berhasil diselamatkan. Menyadari kondisi yang sangat rumit itu, Qi Zheng memilih mundur. Ia sadar bukan hanya dia yang berada dalam dilema. Mereka sama2 harus menyelamatkan keluarganya. Pada akhirnya sekeras apapun usaha mereka, keduanya tetap tak bisa bersama dan mereka benar2 tidak punya pilihan lain selain berpisah.


Di akhir film ditampilkan adegan masa2 indah keduanya di Beijing, saat itu Zou Yu berkata pada Qi Zheng:
“Bisakah kau bagi cinta menjadi 3 jenis?”.
Qi Zheng menjawab:
“Pertama, seorang wanita yang menangis. Kedua, seorang pria yang menghapus air matanya. Yang ketiga, yang ketiga....”
Ia berhenti disitu, lalu tertulislah judul film itu “Mencintai dengan cara yang ketiga....”



Saya mengambil kesimpulan mencintai dengan cara yang ketiga maksudnya adalah mereka masih saling mencintai, tapi tidak saling memiliki. Bagaimanapun mereka masih memiliki kenangan yang akan abadi selamanya, tidak ada yang bisa merampas itu. Ya ampun, saya benar2 tidak bisa memahami cinta Zou Yeo pada Qi Zheng, apa itu bisa dibilang cinta?? Mereka bahkan tidak punya hubungan apa2, hanya obsesinya yang tidak terwujud, tapi kok bisa seekstrim itu ya??

Kisah seperti ini nyaris tidak pernah ada di dunia nyata bebs, anak konglomerat jatuh cinta pada janda dari ekonomi kelas rendah, bawahannya sendiri, padahal ia punya tunangan cantik yang setara bahkan lebih kaya dari dia dan keluarganya. Bisa jadi ia memang lebih suka pada wanita mandiri ketimbang anak manja yang hidup dari kekayaan keluarganya. Ending film ini benar2 realistis, walaupun tidak dijelaskan secara mendetail, tapi bahwa mereka berdua berpisah. Masing2 kembali ke dunia mereka dan menjalani hidup sebagaimana seharusnya. 

Banyak review film ini yang mengatakan bahwa ini kisah cinta yang sangat sedih, membuat orang terus-menerus menangis. Tapi entahlah, itu tidak terjadi pada saya. Menurut saya tidak terlalu ekstrim selama keduanya tetap hidup dan memilih jalan yang lebih realistis ketimbang larut dalam cinta yang tidak menjanjikan apapun. That is fair, I think.

So, secara tidak terduga saya menceritakan ending film ini kan guys? Apakah kalian masih ingin menontonnya? Try it, okay? Mungkin kalian punya pendapat yang sangat berbeda dengan saya, who knows...

See you soon bebs...





Senin, 19 Agustus 2019

Otherhood (Motherhood) Movie




Heyy all... see you guys again.. okay, setelah film remaja tentang percintaan, movie yang akan kita bicarakan ini lebih serius ya bebs... Tentang 3 desperate Mom yang merasa tidak diperhatikan anak2 mereka in Mothers Day. Why I want to talk about this? Saya hanya merasa senasib dengan mereka. Anak2 dan pasangan bertingkah seolah selalu membutuhkan kita ketika mereka kesulitan dan kepalaran, tapi hari ulang tahun dan hari ibu berlalu begitu saja tanpa ada yang merasa perlu mengistimewakannya. Apa yang bisa kami para ibu lakukan untuk menghibur diri coba? Jalan keluar alone mencari kesenangan? Yang benar saja, itu bakal menjadi bahan perbincangan orang se-kota berabad-abad. And trust me, tidak ada suami yang memahami perasaan terdalam kita. Yang ada mereka akan mengatakan bahwa kita, para ibu, terlalu berlebihan. I hate that!! 

Terberkatilah para ibu yang punya sahabat baik sampai masa tua mereka. Itu hal yang baik gengs, kalian harus tetap memelihara persahabatan walaupun sudah lanjut usia atau berkeluarga. Ada saat dimana persahabatan sangatlah menolongmu.


Kisah berawal saat Gilian (Patricia Arquette), Carol (Angela Basset) dan Helen (Felicity Huffman) merayakan persahabatan mereka, hal ini selalu dilakukan setiap tahun tepatnya di hari ibu. Kebersamaan ketiganya dimulai sejak anak2 mereka Daniel (Jake Hoffman), Matt (Jake Lacy) dan Paul (Sinqua Walls) masih menjadi teman di taman bermain. Merasa telah melewati banyak hal sejak lama, Gilian, Carol dan Helen memutuskan tetap mempertahankan persahabatan walaupun kini anak2 mereka sudah dewasa, mandiri dan tinggal di kota Manhatan, yang jaraknya bermil2 jauhnya. Carol sudah menjadi janda sejak suaminya meninggal, Helen bercerai dan menikah lagi, Gilian satu2nya yang masih utuh pernikahannya. 


Satu2nya kesamaan mereka adalah ketiganya memiliki putra tunggal dan bersahabat sejak kecil. Dalam bincang2 hari itu, mereka finally terbuka dan mengeluhkan sudah lebih dari 10 tahun putra2 mereka tidak pulang berkunjung atau sekedar menelpon di hari ibu. Mereka merasa sudah dilupakan oleh anak2nya. Kalau biasanya 3 wanita paruh baya ini hanya ngobrol dan makan sambil membicarakan hidup mereka di rumah besar Carol, kali ini mereka memutuskan mendatangi anak2 mereka untuk memberi kejutan kemudian menginap beberapa hari disana.


After menyetir berjam2, Gilian, Carol dan Helen berpencar ke rumah anak2 masing2. Carol yang awalnya sangat pesimis karena tidak ingin mengganggu kehidupan pribadi putranya, Matt, menjadi yang pertama tiba. Kaget dengan kedatangan ibunya, Matt; seorang fotografer majalah, yang masih kebingungan akhirnya membiarkan saja ibunya menginap bersamanya. 


Helen hanya mendekati rumah Paul, berdiri di depan pintu, berpikir sebentar kemudian memutuskan menginap di Hotel tapi akan kembali besok ke rumah Paul. Sementara Gilian berhasil masuk ke rumah putranya Daniel, namun layaknya anak yang sudah sangat lama hilang kontak dengan sang ibu, ia merasa risih dan tidak siap menerima Gilian. Oya, di awal film dikisahkan si Daniel yang berprofesi sebagai penulis novel ini hendak melamar kekasihnya Erin, namun ketika masuk ke apartemen Erin, Daniel memergoki kekasihnya ini berselingkuh. 


Kandasnya hubungan Daniel dengan Erin merupakan salah satu penyebab retaknya hubungan Daniel dan Gilian juga, ia merasa ibunya tidak membangun hubungan baik dengan Erin sejak awal. Gilian sendiri merasa bahwa Daniel belum move on dari Erin, itu sebabnya hidupnya berantakan, novel yang dikerjakannya tidak pernah selesai. Saat tiba di apartemen, Gilian memaksa Daniel bertemu dengan Alison, seorang gadis yahudi untuk dijodohkan. Agar bisa segera menghindari ibunya, Daniel menelpon untuk bertemu dengan Alison malam itu juga.


Keesokan pagi Helen kembali ke rumah Paul, ia mendapati putranya ini tinggal bersama boyfriendnya, Andre dan sepasang homo lain di rumah itu. Merasa belum mendapat pengakuan resmi dari anaknya masalah seksualitas ini, Helen kemudianmembuat janji makan malam bersama seisi rumah Paul dan memaksa Paul mengaku secara resmi bahwa dia Gay. Keadaan jadi kacau karena Paul memberitahu bahwa ayahnya, yang  sudah 13 tahun berpisah dari ibunya ini, sudah lebih dulu mengetahuinya. Tentu saja Helen tidak terima. Secara pribadi Helen adalah tipycal yang sangat egois, ingin dimengerti tapi dia sendiri tidak punya toleransi dengan orang lain. Paul kemudian menjanjikan makan siang berdua dengan ibunya sebagai permintaan maaf.


Di malam yang sama dengan makan Helen serta anggota rumah Paul, Carol dan Gilian punya pengalaman sendiri. Matt pergi sampai tengah malam, membiarkan ibunya sendirian di rumah dan saat kembali ia membawa seorang gadis di bawah umur sebagai teman kencannya. Carol menjadi kesal, apalagi saat membongkar-bongkar barang2 Matt ia mendapati putranya itu sudah membohongi dia selama ini. Matt mengaku pekerjaannya adalah fotografer majalah olahraga, tapi yg dilihat Carol adalah majalah yang penuh foto2 pria dan wanita berpakaian minim. Mereka bertengkar di pagi harinya kemudian Matt pamit tidak pulang lebih cepat karena ada pesta kantor yang harus dia hadiri. Saat itulah Carol memutuskan untuk menghadiri pesta Matt tanpa diundang. Gilian menunggu Daniel sepanjang malam tapi anaknya itu tidak pulang. Saat menunggui semalaman itu, Gilian membuka laptop Daniel dan melihat ia masih menyimpan foto2 lamanya dengan Erin. Bahkan sebuah syal pink yang masih tergantung di dinding apartemennya adalah milik Erin. Di pagi hari setelah kembali ke hotel, Daniel mendatangi ibunya dan mengatakan perjodohan dengan Alison tidak berhasil. Gilian semakin yakin bahwa Daniel tidak pernah melupakan Erin.


Carol diantarkan Gilian dan Helen mencari dress untuk pesta malam itu. Kemudian mereka masuk ke salon milik Erin, untuk menata rambut Carol. Saat itulah Gilian memanfaatkan kesempatan mengobrol dan meminta maaf pada Erin, ia menyesal tidak membina hubungan baik dengan Erin dulu karena ia sadar Daniel sangat mencintai Erin. Tapi Erin secara terbuka mengatakan bahwa mereka break-up karena ia mengkhianati Daniel, tapi ia juga mengatakan bahwa Daniel sudah meninggalkannya lebih dulu selama 5 minggu tanpa kabar, jadi ia tidak pernah menyangka Daniel akan datang kembali untuk melamar.


Lunch ‘permintaan maaf’ Paul dan Helen gagal. Helen diberitahu fakta baru, bahwa ternyata putranya itu memutuskan tidak punya anak, ia mendonorkan spermanya pada pasangan lesbian. Tambahan lagi Helen mengetahui bahwa semua itu sudah diketahui Larry, mantan suaminya. Helen marah dan meninggalkan Paul ditemani kedua sahabatnya. Paul semakin bingung karena tiap kali ibunya marah ia selalu menyebut ayahnya, mantan suami yang sudah sangat lama diceraikannya. Pesta kantor Matt yang dihadiri Carol juga berantakan, Carol mabuk dan menari dengan seorang wanita muda bernama Julia yang baru dikenalnya di pesta itu. Di malam itu ketiga ibu yang marah ini berkumpul kembali lalu memutuskan mengakhiri misi mereka dan mulai bersenang2.


Menyadari para ibu tidak pulang ke apartemen mereka malam itu, Matt, Daniel dan Paul menyusul ke hotel. Tapi ibu mereka sudah kesal dan hendak pamit. Helen mengajak Carol dan Gilian belanja pakaian bayi untuk ‘cucu sperma’ yang tidak dimilikinya itu. Ketiganya malah bertengkar di toko pakaian, terbongkarlah fakta lama tentang mendiang suami Carol yang ternyata juga berselingkuh berbarengan dengan suami Gilian dan Helen. Bedanya waktu itu Gilian memaafkan suaminya, Helen memutuskan bercerai, kemudian menikah lagi dengan Frank sementara Carol bahkan tidak tahu apa2 tentang perselingkuhan itu.  Kaget dan marah karena merasa dikhianati teman2nya, Carol pamit pulang bersama Gilian, meninggalkan Helen sendiri.


Helen berhasil menemui ‘cucu’nya. Gilian juga berhasil meyakinkan Daniel bahwa ia adalah pria dewasa jadi kalau ia masih mencintai Erin ia harus melakukan sesuatu sebelum segalanya benar2 terlambat. Ia juga menceritakan pengkhianatan suaminya, ayah Daniel, tapi ia memaafkan karena ia masih mencintainya. Tidak ada kisah yang benar2 sempurna, kata Gilian pada putra semata wayangnya. Carol yang seolah baru mengetahui sisi lain suaminya, membuang semua barang2 peninggalan almarhum.


Okay... Kurasa kalian tetap perlu menontonnya sendiri ya gengs... Ini kisah yang menyenangkan, seolah Sex in The City yang dibuat masa tuanya hahahaha.... Menyenangkan karena menurut saya, walaupun sudah dewasa dan mandiri, ketiga pria muda ini masih berusaha menunjukkan bahwa mereka mencintai dan tunduk pada ibunya dengan cara mereka sendiri. Ada perbincangan yang hangat ibu dan anak, setelah bertahun2 tidak bertemu atau memberi kabar. Bahwa kita para ibu tetap ingin diperhatikan, dicintai oleh pasangan juga anak2 kita, bersenang2, memiliki sahabat dan tetap terlihat menarik di usia tua itu benar gengs, it's real... Belakangan banyak orang tidak menyadari hal itu, mereka berusaha menekan keinginan2 terdalam seperti itu karena merasa tidak pantas, tidak sesuai aturan tapi pada akhirnya hal2 yang dianggap sepele itulah yang akan muncul ke permukaan sebagai problem baru yang tidak bisa dihindari. Tapi di atas segalanya, kita memang tetap harus punya batasan2 apalagi kalau sudah paruh baya, ya kaann???

Endingnya sangat manis gengs, membuat kita akhirnya menyadari bahwa seringkali ketika kita merasa sudah dewasa dan mandiri, kita menganggap orangtua terutama ibu terlalu banyak ikut campur dalam kehidupan kita. Padahal mereka hanya mau yang terbaik. Bagi setiap ibu di muka bumi ini, berapapun usia anaknya mereka tetaplah bayi yang dilahirkannya dengan susah payah. Tidak ada ibu di dunia ini yang ingin anaknya gagal dalam hidup, hanya kadang cara mereka memang terlalu ekstrim ya kan?? Hihihi...  I am a mom too... So, tidak peduli hari ini Hari Ibu atau bukan, please tell to your mom now: ‘I Love You, Mom..’




Selasa, 13 Agustus 2019

After 2019 Movie



Hey gengs, let's enjoy cofee first... hehe... 

well, after all this long rest then we talk again... Yeah, I take some rest because I lost my word. And now, I am ready to talk again... yeeyyyy.... For some reason, saya memutuskan untuk membicarakan tentang ‘AFTER 2019’. 


Okay, before that, I want to say that I do not believe in love. I really do bebs.... But, itu bukan berarti saya membenci segalanya tentang cinta yaahh... I am open minded. Saya hanya "benar-benar tidak percaya bahwa cinta sejati itu memang ada" in the club . Itu tertanam begitu saja di benak saya sejak dulu, dan beberapa pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain membuat keyakinan itu semakin kuat. But, bukan berarti saya tidak suka dengan film2 romance, kita menikmati sesuatu tidak berarti kita harus meyakini sepenuhnya tentang hal itu bukan?? So, let’s talk... hehehe...


Disutradarai oleh Jenny Gage (seorang penulis novel) After menjadi drama romance yang paling booming di awal 2019 kemarin. I don’t know, apakah memang ceritanya bagus atau artis pemerannya ‘bagus2’ (hihihi...) tapi film yang diadaptasi dari Novel karya Anna Todd dengan judul yang sama ini mengalami banyak kritikan karena kisah cinta remaja ini diisi dengan adegan adult (adegan dewasa gitu gengs), okay menurut saya tidak bagus juga begitu ya kan? Tapi apa hendak dikata, memang seperti itulah budaya remaja millenial kita. Selain itu, After bisa dijadikan acuan bahwa kekhawatiran para orang tua akan relationship yang dibangun anak2 remaja dewasa ini cukup beralasan.


Kisah berawal dari Tessa Young (Josephine Langford) diantar ke asrama di tahun pertamanya kuliah di universitas yang jauh dari rumah or kampung halamannya oleh ibu dan pacarnya. Langsung dibuka dengan kecemasan sang ibu, Carol Young (Selma Blair) demi melihat roommate-nya Tessa, si Steph yang menurut ibunya sangat 'mengkawatirkan'. Tessa adalah gadis remaja lugu yang hidup dengan ibunya di kota kecil nan sederhana. Ia sangat mematuhi ibunya dan mengasihi pacarnya Noah, cowok sopan yang masih duduk di kelas terakhir SMA. Rupanya si Tessa pacaran sama Noah karena mereka tumbuh bersama dari kecil. Tentu saja gadis2 kota seperti yg gaul kayak Steph sangat mengejutkan buat mereka. Tapi Steph ini kemudian adalah sahabat baiknya Tessa.


Di hari pertama kuliah Tessa dapat teman baru (yeyyyy.... I always excited for new friend) namanya Landon, cowok kulit hitam berambut keriting super ramah ini nantinya bersahabat dengan Tessa. Mereka sekelas di beberapa pilihan mata kuliah. 


Nah, film ini memfokuskan kisah cinta sejati ala2 Romeo Juliet zaman now antara Tessa dan Hardin Scott (Hero Fiennes). Pertemuan pertama keduanya agak kurang berkesan, saat itu Hardin duduk dalam kamar asrama Tessa nih, tanpa beban sama sekali bahwa itu kamar para gadis. Sementara Tessa hanya memakai handuk dari kamar mandi. Layaknya cowok bengal, Hardin cuek saja padahal Tessa sudah menyuruhnya keluar karena ia harus berpakaian. Eh, Hardin malah bilang, "percaya diri sekali kamu memangnya saya mau lihat?", nyebelin kan gengs? Dia malah merasa tidak bersalah masuk kesitu karena punya kunci cadangan. Pertemuan yang kedua di cafe dekat kampus, itupun hanya sambil lalu, maybe Tessa masih merasa Hardin bukan cowok baik2 dari gaya and tingkah lakunya ya kan? Makanya dia pasang muka males aja gitu... Tapi menurut saya nih, chemistry mereka sudah mulai muncul di scene ini, tatapan keduanya menunjukan ketertarikan, hanya masih malu2 gitu deh... Secara fisik Hardin memang sangat menarik, tp secara sikapnya itu gengs kasar, cuek dan nyebelin. Belum lagi teman2 segeng-nya yg selalu menyertai kemanapun, termasuk Steph, dandanan mereka jauh dari remaja kuliahan yg baik2. Celana ketat, rok mini, baju tank top kemanapun, rambut acak2an, hidung ditindik, tatoan, ngerokok, lengkap deh tampilan anak2 nakal.


Berkat rayuan Steph, Tessa mau diajak ke pesta malam itu. Di pesta inilah ia bertemu lagi dengan Hardin, lengkap ditemani gengnya. Dalam permainan Truth or Dare, Tessa ditantang menjalin hubungan dengan Hardin, tapi Tessa menolaknya mentah2. Jelas ia menolak, sejak awal ketemu Hardin saja sudah sangat menyebalkan, ketus, bengal, kasar and annoying, rasanya tidak sepadan dengannya yang sangat lugu dan manis. Hardinpun diejek teman segengnya krn baru pertama ia ditolak cewek (emang cakepnya kebangetan sih, tp klu attitude juga berlaku kali??!!) Tapi rupanya alam semesta merestui hubungan keduanya, mereka malah sering bertemu setelah itu. Di kelas Sastra dalam mata kuliah Pride n Prejudice karya Jane Austin, Hardin memancing reaksi Tessa dengan komentarnya tentang Novel tersebut. 


Hardin menyatakan pendapatnya bahwa cinta hanyalah transaksi, manusia sebagian besar hanya dipengaruhi oleh hasrat. Cinta pada dasarnya just khayalan (well, walau sudah menikah, I agree with this gorgeous boy hehehe...). Menurutnya, Elizabeth Bennet, si wanita dalam novel itu hanyalah mainan untuk Darcy, si prianya. Hal itu tidak diterima oleh Tessa, jadilah mereka sedikit berdebat karena beda pandangan. But you know what, they connected. Mereka seolah magnet yg saling menarik satu sama lain, tak terpisahkan sejak itu. Tanpa disadari teman2 dekat Tessa, Steph dan Landon juga terhubung langsung dengan Hardin. Steph se-geng dengan Hardin sementara Landon adalah saudara tirinya Hardin (ibunya Landon ini berkencan dengan ayah Hardin).


Saat pertemuan mereka untuk kesekian kalinya di cafe, Hardin menawarkan pertemanan pada Tessa, ia merasa selama ini sudah memberi kesan buruk, lalu ia mengajaknya ke sebuah danau yang tenang as a friend, he said. Then, ditunjang dengan indahnya suasana they kissed gengs, Tessa bilang “I though you said you just want to be a friend”, and Hardin said (lebih tepatnya self-defense), “I though we can not just to be a friends”. Well, after that, mereka makan bersama di sebuah cafe, tertawa bercerita seperti sepasang kekasih yang sedang menjalani kencan pertama. Saat2 menyenangkan itu hilang dengan kemunculan teman gengnya Hardin, si Molly, cewek ini sejak awal memang tidak suka dengan kehadiran Tessa. Sepertinya Molly ini memang ditakdirkan untuk mengacaukan hubungan mereka deh...! Disini mereka berselisih paham karena Tessa, sebagai gadis sederhana yg merasa sudah mengkhianati pacarnya krn mencium cowok lain merasa harus memberi tahu Noah, tapi Hardin, dengan kasarnya, mengatakan tidak setuju, karena ia merasa mereka tidak sedang berkencan, hanya bersenang2 saja, alias ia mau bilang, jangan dianggap serius deh, it's not a date, kita kan hanya bersenang2. Tessa lalu pergi meninggalkan Hardin dengan kecewa.


Nah mulailah bermunculan konflik2 kecil disini. Noah, pacar Tessa datang berkunjung ke asrama, di saat yang sama, Hardin yang ngakunya hanya bersenang2 dengan Tessa, tiba2 marah dan memukul temannya karena mencoba mencium Tessa dalam sebuah game. Hardin ini sebenarnya putra tunggal rektor kampus loh gengs, tapi entah kenapa ia tidak cocok dengan ayahnya sendiri dan sering berbuat onar. Tapi sejak kehadiran Tessa, ia seolah menemukan ketenangan. Terlepas dari sisi buruknya dan pengakuan bahwa dia tidak percaya cinta, Hardin cukup romantis ya gengs, terbukti saat ia mengajak Tessa berduaan dalam perpustakaan yang sudah ditutup lalu membacakannya puisi atau ketika dia menggoda Tessa yang sedang serius dalam kelas perbintangan hehe... love that! Saya berpikir bisa jadi hanya di hadapan Tessa saja ia bisa menjadi dirinya sendiri, sementara di hadapan orang lain terutama teman2nya, dia harus terlihat tangguh dan tak terkalahkan. Cuma begonya si Hardin ini, gengsi ngomong tentang perasaannya yg sebenarnya.


Ketika kemudian Noah mengetahui hubungan mereka, Noah marah dan pergi begitu saja. Tessa sangat bersedih kehilangan Noah, ia merasa Noah telah menjadi sahabat baik di masa2 sulitnya dulu saat ia sendirian dibesarkan ibunya. Tessa lalu menghilang beberapa waktu tanpa kabar pada Hardin, tapi lalu ia datang dan mengungkapkan bahwa Noah sangat berarti buat dia sebagai teman tapi Hardin lebih dari teman baginya. Then, hanya masalah waktu sampai Carol Young mengetahui percintaan anaknya. Merasa telah sangat bekerja keras demi kehidupan Tessa, Carol memaksanya break-up dari Hardin untuk fokus kuliah. Menurut Carol, Hardin hanya akan mematahkan hatinya nanti. Tapi Tessa yang sudah jatuh cinta malah mengatakan bahwa sudah muak membiarkan ibunya membentuk hidupnya, berdasarkan kehendak ibunya sendiri. Mereka bertengkar dan Carol memutuskan tidak lagi membiayai hidup Tessa. 


Well, tapi romantisme Hardin dan Tessa baru saja dimulai gengs, pertengkaran dengan ibunya malah semakin membuat Tessa mabuk kepayang. Tessa yang lembut mampu menenangkan kemarahan dan pemberontakan dalam diri Hardin, mungkin itulah yang membuat Hardin tidak bisa melepaskan Tessa padahal sebelumnya dia tidak pernah mau berkencan dengan serius. Di pesta pertunangan ayahnya dan ibu Landon, Hardin datang bersama Tessa. Merema disambut baik, tapi Hardin tetap menunjukkan sikap bencinya pada sang ayah. Disinilah ia bercerita pada Tessa bahwa hubungannya yang rumit dengan ayahnya, adalah karena kekecewaannya di masa kecil. Ia tidak terima bahwa ayahnya yang sekarang terlihat sangat bahagia. Menurutnya, ayahnya dulu pemabuk dan kasar. Kebiasaan itulah yang menyebabkan ibunya meninggal. 


Well, Hardin tetaplah Hardin gengs, dia mencintai Tessa tapi untuk mengakuinya seolah ia tidak punya nyali, terlalu gengsi. Secinta apapun dia tetaplah cowok bengal yang tidak bisa lepas dari gengnya dan tidak mau mengakui punya romansa yang serius. Dia penggemar novel, ia sudah membaca banyak novel dalam hidupnya dan suka mengutip kata2 indah di dalamnya tapi ia tidak mau larut dalam kisah cintanya sendiri. Apa yang terjadi kemudian ya? Apakah cinta mereka memang sejati? Atau Hardin hanyalah ingin bermain2 dengan si lugu Tessa yang malang? Apa yang terjadi dengan hubungan Tessa dan ibunya nanti? Well seperti biasa, saya tidak akan membiarkan kalian tidak menonton filmnya ya, hahaha sangat tidak enak tau ketika film yang kita tonton sudah kita ketahui akhir ceritanya, ya kan?? 


So, please... you guys need to watched this movie by your self bebs, apalagi kalau kamu penyuka film juga like me hehehehe.... This movie was so intens and touched. Tampang si Hero ini benar2 tampang cowok yg digilai gadis2 bebs, bengal tapi handsomenya setengah mati wkwkwkwkwk.... Kamu juga bisa bernostalgia dengan lagu lamanya si Avriel Levigne, Complicated yang dicover ulang. Juga banyak lagu keren di film ini, you going to love this movie. See, tidak percaya cinta bukan berarti saya tidak bisa menikmati film tentang cinta ya kan?? Okay, see you soon bebss....




Soundtrack List:
1. Good for You - Selena Gomez ft ASAP Rocky
2. Dangerous Woman - Ariana Grande
3. Feel Something Good - Biltmore
4. Kiss The Sun - We are the Furry
5. Your Magazines - Brain Tan
6. I Do It for FUn - T-Elle 
7. Say Hoe - Cooley High
8. Wait a Bit - Ian Dunross
9. Richer - TFlex
10. Wild and Reckless - Young Bizzle
11. Step Ahead - Unequal
12. Still on Top - Kate York
13. The WAve - Colouring
14. Look After You - The Fray
15. Get Lost - The First Time
16. Complicated - Olivia O'brian
17. RAw - Daye Jack
18. Someone to You - Banners
19. Out of Love - Alessia Cara
20. Beige - Yoke Lore
21. Show and Tell - Sugar & The Hi Lows
22. Us - James Bay
23. Like That - Bea Miller
24. The one THing I Could Lose - The First Time
25. Blackout - Freya Ridings
26. Light Me Up - Ingrid Michaelson
27. Bitter Love - Pia Mia

Paus Yohanes Paulus II

Santo Paus Yohanes Paulus II Salve sahabat Kristus, kalau kita seusia, sahabat pasti mengenal dengan baik siapa Paus Yohanes Paulus II yang ...