Hayyy there... Why I’am so
excited talk about movie, because I am movie lover... Dan tidak ada hal lain
yang membuat saya bisa banyak berbicara seperti ini selain movies bebs...
Maafkan saya jika semua film tidak saya selesaikan ceritanya, hanya ingin
membuat kalian penasaran dengan endingnya dan ikut menonton sehingga kalian
bisa memutuskan sendiri pendapat kalian tentang film tersebut.
Memang tidak semua movie
yang saya bahas disini mempunyai kisah yang menarik ya gengs, menurut saya. But,
yang sampai sekarang masih menjadi keinginan saya adalah membahas film
Indonesia yang menarik. But, you know what, film Indonesia tidak gampang ditemukan
di web2 movie, yang kan? Sementara di kota kecil kami yang tercinta ini tidak
punya Bioskop, so, jadilah saya sangat tergantung dengan website movie, yang
sepertinya ilegal setiap waktu berubah channel, harus dicari2 dulu seharian
hahahaha.... Dimana web seperti ini tidak punya film Indonesia yang terbaru gengs.... Akhirnya saya memutuskan harus puas dengan film2 barat or asia yang ada saja, dari pada stress, ya kan??
Okay, let’s talk about
Roman China yang dibuat tahun 2015, ‘The Third Way of Love’. I know, why love
movie again??? Padahal, I don’t believe in love? Am I? No, I don’t believe in
true love. Bebs, film ini katanya kisah cinta yang sangat sedih dimana
mempertemukan oppa kesayanganku (you know.... I am oppa Korea lover too hehehe...) Song Seung Heun dengan
artis China Liu Yi Fei. Maksudnya bahwa kedua orang ini dipertemukan dalam
film ini dan kemudian menjadi kekasih di dunia nyata. Kayak, cinlok gitu...
Please
don’t judge me, okay?? Song Seung Heun adalah aktor Korea
ter-hot (katanya cari cowok jangan
yang hot, soalnya neraka juga hot, wkwkwkwkwk...) yang punya keahlian mendalami
karakter luar biasa. Kita yang menonton seolah ikut main sama oppa cakep ini deh, suer! Beberapa filmnya
yang sudah saya tonton, termasuk Obssesed
2014 (bebs, kalau kamu belum dewasa tidak boleh nonton film ini ya, full
adult...).
Patut diakui, The Third Way
of Love yang merupakan adaptasi dari Novel berjudul ‘Di San Zhong Ai Qing’
karangan Zi You Xing Zou tahun 2007 ini merupakan kisah cinta impian wanita,
dengan ending yang berbeda tentu saja, karena di film ini endingnya sedih
sekali. Berkisah tentang sepasang kekasih yang ditakdirkan melewati kisah cinta
penuh masalah dan sangat complicated. Setelah bercerai dengan suami yang dinikahinya
selama 3 tahun, Zou Yu (Liu
Yi Fei) pulang dari Beijing dengan pesawat. Ia menangis sejadi2nya
sepanjang perjalanan. Di samping tempat duduknya, Lin Qi Zheng (Song Seung Heun) merasa risih dengan
tatapan mata semua penumpang pesawat yang curiga padanya, karena wanita yang
menangis tanpa peduli orang di sekitarnya itu duduk tepat di sampingnya. Ia menyodorkan
tissue pada Zou Yu, ia menatap gadis
cantik itu penuh tanda tanya sampai tiba di bandara.
Sesampai di rumah, Zou Yu mendapati adiknya Zou Yue (Jia) melakukan percobaan bunuh diri. Penyebabnya sangat tidak
masuk akal sebenarnya menurut saya. Ia jatuh cinta pada bos di tempat kerjanya
dan merasa depresi setelah mengetahui bosnya ini akan menikah padahal bosnya sama
sekali tidak pernah bertemu apalagi menjalin hubungan dengannya. Dokter yang
merawatnya, menyarankan kepada Zou Yu
agar menjaga kondisi Zou Yeo tetap
tenang, karena hasrat untuk bunuh dirinya sangat rentan, bisa kumat lagi.
Zou
Yu
bekerja sebarai Lawyer dari Firma Hukum kecil. Perceraiannya membuat dia semakin mandiri dan tangguh menjalani
hidupnya yang keras. Ia juga menjadi pengacara sukarela yang membantu para buruh
miskin yang tidak bisa menyewa pengacara. Setelah menanyakan penyebab usaha
bunuh diri pada adiknya, Zou Yu pergi
menemui Qi Zheng, untuk menanyakan soal
hubungannya dengan adiknya. Ia berharap pria itu mau bertanggung jawab. Tapi kemudian
ia menyadari bahwa adiknyalah yang hidup dalam hayalan, terobsesi pada bos di kantornya
yang hanya bisa dipandang dari jauh tapi tidak mungkin bisa dimiliki. Baru
kemudian ia mengerti, ternyata si Lin Qi Zheng ini adalah pria yang
digila-gilai wanita2 single di kota itu, karena ia memiliki semua kualifikasi
pria impian wanita.
Ia tampan, sukses, anak
konglomerat dan presiden perusahaan terkenal di Beijing, Zhilin Group. Zou Yu cepat2 pergi karena merasa
bersalah telah menuduh Qi Zheng. Saat
itu ia belum menyadari bahwa Qi Zheng
adalah pria di pesawat yang memberinya tissue. Kemudian mereka dipertemukan
lagi, ketika salah seorang buruh yang menjadi kliennya hendak bunuh diri di
bangunan proyek milik Zhilin Group. Ia
menuntut dibayar upah kerja lemburnya. Bersama Qi Zheng ia berhasil menyelesaikan persoalan itu. Keduanya makan
malam untuk merayakannya, saat itulah Qi
Zheng mulai menunjukkan ketertarikannya pada Zou Yu.
Menyadari sinyal2 asmara itu,
Zou Yu berusaha menghindari. Ia
masih trauma dengan perceraiannya dan selama ini nyaman hidup seolah tidak
butuh cinta. Then, sebuah kesempatan mempertemukan mereka lagi. Lembaga hukum Zou Yu dipilih menjadi mitra kerja Zhilin Grup. Dengan kata lain, Zou Yu dan kolega kantornya harus
mengurus segala sesuatu tentang hukum yang menyangkut perusahaan besar ini. Qi Zheng, pemuda kaya raya yang hidupnya
diatur, kaku dan taat pada aturan keluarga juga ayahnya, sangat haus akan cinta.
Seolah mendapat kesempatan emas untuk lebih dekat dengan Zou Yu, ia benar2 memanfaatkan situasi ini.
Sutradara film ini, John
H. Lee memang jago dalam menghasilkan sindrom melow (ciaahhh... kayak
tau2 ajah...), si John ini adalah sutradara ‘A Moment to Remember’
yang terkenal sangat mengaduk-aduk perasaan penonton di tahun 2004 itu gengs.
Layaknya wanita2 tangguh dalam kebanyakan romance movie, Zou Yu tidak segampang itu jatuh hati pada Qi Zheng.
Berbagai usaha Qi
Zheng tidak mampu meluluhkan hatinya. Saya merasa di satu sisi ia memang
tidak percaya akan semudah itu dicintai pria kaya yang baru saja dikenalnya,
ditambah lagi ia seorang janda. Dan di sisi lain ada adiknya Zou Yeo yang terobsesi secara aneh pada
Qi Zheng ( What kind of love is that? is not make sense, right?!).
But,
takdir berkata lain, menyadari kegigihan Qi
Zheng, Zou Yu mulai goyah. Dari
asisten kepercayaan Qi Zheng, Zou Yu mengetahui bahwa setiap pagi
pria itu minum kopi di cafe yang berada di persimpangan penyebrangan yang tiap
hari dilewati Zou Yu hanya untuk
bisa memandangnya dari jauh. Sejak itu keduanya memulai kencan mereka yang romantis.
Saat mereka berkesempatan terbang berdua dalam urusan kerja ke Beijing, Zou Yu membelikan sebuah syal untuknya.
Walaupun masih takut dan bingung akan masa depan hubungan mereka, Zou Yu percaya pada janji yang
diucapkan Qi Zheng yang akan
membahagiakan dia.
Tapi itu tidak membuat Zou
Yu mau dikasih segala kemudahan, ia mengembalikan kartu kredit dan semua
fasilitas yang diberikan Qi Zheng. Menyadari
perbedaan status sosial dan situasi di mereka, Zou Yu memberikan persyaratan bahwa dalam hubungan mereka hanya
boleh bertemu kalau keduanya saling merindukan dan jika nanti salah satu dari mereka
ingin mengakhiri hubungan, masing2 harus merelakannya. Qi Zheng seolah telah menemukan kebahagiaan yang selama ini
dirindukannya, keduanya benar2 bahagia dan jatuh cinta.
Of
course, kisah indah mereka mulai menghadapi tantangan. Saat
sedang berduaan di apartemen, Jiang
Xiyao (Jessie Chiang) tiba2
datang. Dia adalah putri dari sahabat ayah Qi
Zheng, yang sudah dijodohkan dengannya sejak dulu. Melihat kebersamaan
keduanya, Xiyao yang sepertinya sudah
sangat mencintai Qi Zheng, mulai
gusar.
Tiba2 saja masalah mulai berdatangan. Keuangan perusahaan Zhilin
memburuk, Qi Zheng harus berkeliling
mencari pinjaman, tapi semua usahanya sia2. Ayahnya mendesak ia segera menikahi
Xiyao, karena perusahaan ayah Xiyao mampu menolong keterpurukan
mereka. Xiyao juga menemui Zao Yu, walau tidak dikatakannya
langsung, Zao Yu mengerti maksud Xiyao agar ia mundur, sebagai pengacara
perusahaan ia diminta untuk mengurus perjanjian pranikah mereka.
Menyadari hubungan mereka
tidak mungkin bisa diselamatkan, Zou Yu
yang penuh kesedihan hampir saja tertabrak di penyeberangan.
Ia menyadari hal
itu diperhatikan oleh Qi Zheng yang
mengamatinya dari dalam cafe persimpangan, tempat biasa ia menunggui gadis itu
lewat. Ia memberikan tisue dan berkata “ini hadiah untukmu, berhati-hatilah
menyeberangi persimpangan ini jika disana tidak ada jembatan penyeberangan”.
Kemudian di akhir kisah ia baru menyadari maksud kata2 Qi Zheng itu.
Setelah calon pengantin
yang dijdohkan itu menandatangani perjanjian pranikah yang diurusnya, Zou Yu mabuk2an mengenang cintanya
dengan Qi Zheng. Qi Zheng yang masih berharap pada
hubungan mereka, datang mencarinya di pesta pernikahan teman kantor Zou Yu. Ia masih berusaha meyakinkan Zou Yu untuk menunggunya.
Hubungan mereka
akhirnya diketahui Zou Yue, ia marah
dan mengancam bunuh diri. Kali ini ia melompat dari gedung proyek, tempat pertama
kalinya Qi Zheng jatuh hati pada
kakaknya. Tapi ia berhasil diselamatkan. Menyadari kondisi yang sangat rumit itu,
Qi Zheng memilih mundur. Ia sadar
bukan hanya dia yang berada dalam dilema. Mereka sama2 harus menyelamatkan
keluarganya. Pada akhirnya sekeras apapun usaha mereka, keduanya tetap tak bisa
bersama dan mereka benar2 tidak punya pilihan lain selain berpisah.
Di akhir film ditampilkan
adegan masa2 indah keduanya di Beijing, saat itu Zou Yu berkata pada Qi Zheng:
“Bisakah kau bagi cinta
menjadi 3 jenis?”.
Qi
Zheng menjawab:
“Pertama, seorang wanita
yang menangis. Kedua, seorang pria yang menghapus air matanya. Yang ketiga,
yang ketiga....”
Ia berhenti disitu, lalu
tertulislah judul film itu “Mencintai dengan cara yang ketiga....”
Saya mengambil kesimpulan
mencintai dengan cara yang ketiga maksudnya adalah mereka masih saling mencintai,
tapi tidak saling memiliki. Bagaimanapun mereka masih memiliki kenangan yang
akan abadi selamanya, tidak ada yang bisa merampas itu. Ya ampun, saya benar2
tidak bisa memahami cinta Zou Yeo
pada Qi Zheng, apa itu bisa dibilang
cinta?? Mereka bahkan tidak punya hubungan apa2, hanya obsesinya yang tidak terwujud,
tapi kok bisa seekstrim itu ya??
Kisah seperti ini nyaris tidak
pernah ada di dunia nyata bebs, anak konglomerat jatuh cinta pada janda dari
ekonomi kelas rendah, bawahannya sendiri, padahal ia punya tunangan cantik yang
setara bahkan lebih kaya dari dia dan keluarganya. Bisa jadi ia memang lebih
suka pada wanita mandiri ketimbang anak manja yang hidup dari kekayaan
keluarganya. Ending film ini benar2 realistis, walaupun tidak dijelaskan secara
mendetail, tapi bahwa mereka berdua berpisah. Masing2 kembali ke dunia mereka
dan menjalani hidup sebagaimana seharusnya.
Banyak review film ini yang
mengatakan bahwa ini kisah cinta yang sangat sedih, membuat orang terus-menerus
menangis. Tapi entahlah, itu tidak terjadi pada saya. Menurut saya tidak
terlalu ekstrim selama keduanya tetap hidup dan memilih jalan yang lebih realistis
ketimbang larut dalam cinta yang tidak menjanjikan apapun. That is fair, I
think.
So, secara tidak terduga
saya menceritakan ending film ini kan guys? Apakah kalian masih ingin
menontonnya? Try it, okay? Mungkin kalian punya pendapat yang sangat berbeda
dengan saya, who knows...
See you soon bebs...










































