Senin, 15 Maret 2021

Santa Bernadette Soubirous (Part-17)

Santa Bernadette Soubirous

Shalom sahabat Tuhan Yesus… Kita telah sampai di bagian ke-17 kisah Para Santo dan Santa yang Jasadnya Masih Utuh sampai Saat ini. Ini adalah kisah kedua yang saya ceritakan tentang Orang Kudus yang mengalami Penampakan Bunda Allah, Ibu Tuhan kita Yesus Kristus. Kisah kita kali ini tentang :

Santa Bernadette Soubirous dari Lourdes

Santa Bernadette dilahirkan Pada tanggal 7 Januari 1844 di Lourdes, Hautes-Pyrénées, Perancis, dengan nama Marie Bernarde Soubirous. Ia terlahir dari keluarga yang sangat bersahaja. Karena sejak kecil Bernarde memiliki perawakan yang mungil, ia dipanggil Bernadette yang artinya Bernarde kecil.

Ayahnya Francois Soubirous adalah seorang pengusaha penggilingan gandum yang bangkrut dan jatuh miskin, ibunya Louise Casterot adalah seorang tukang cuci.

Sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Ia menderita sakit kolera dan juga asma yang menyiksanya sepanjang hidupnya.  Bukannya mengeluh, tetapi Bernadette mempersembahkan semua penderitaannya kepada Tuhan, ia rajin berdoa Rosario dan memiliki prilaku yang luhur.

Bagi Bernadette, sakit juga bukan berarti bebas dari segala tugas dan kewajiban. Ia tetap harus membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia pun harus bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak.

Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama seorang adik dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di padang, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya di sebuah gua yang disebut Massabielle (artinya Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes.

Bernadette tidak tahu siapa wanita cantik itu dan apa yang ia inginkan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak 18 kali. Pada tanggal 25 Maret 1858, pada penampakannya yang ke-16, Bunda Maria mengungkapkan siapa dirinya, "Akulah yang Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate Conception')

Dalam sebuah suratnya santa Bernadette menuliskan pengalamannya saat bunda maria menampakkan diri kepadanya : 

"Suatu hari saya dan dua gadis lain pergi ke pinggir sungai Gave. Tiba-tiba saya mendengar bunyi gemerisik. Saya mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang dan suara itu jelas bukan datang dari sana. 

Kemudian saya mendongak dan memandang ke arah gua di mana saya melihat seorang perempuan mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang. Di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya.

Saya menggosok-gosok mata saya, kemudian saya tergerak untuk memasukkan tangan saya ke dalam lipatan baju saya di mana tersimpan rosario. Saya ingin membuat tanda salib, tetapi tidak bisa, tangan saya lemas dan jatuh kembali. Kemudian perempuan itu membuat tanda salib. Setelah usaha yang kedua saya berhasil membuat tanda salib meskipun tangan saya gemetar.

Kemudian saya mulai berdoa rosario sementara perempuan itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali. Setelah saya selesai mendaraskan Salam Maria, perempuan itu tiba-tiba menghilang.

Saya bertanya kepada kedua gadis yang lain apakah mereka melihat sesuatu, tetapi mereka mengatakan tidak. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang telah terjadi. Saya katakan kepada mereka bahwa saya melihat seorang perempuan mengenakan gaun putih yang indah, namun saya tidak tahu siapa dia. 

Saya minta mereka untuk tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Mereka mengatakan saya bodoh karena memikirkan yang bukan-bukan. Saya katakan bahwa mereka salah, dan saya merasa terdorong untuk kembali lagi ke sana hari Minggu berikutnya.

Ketiga kalinya saya ke sana, perempuan itu berbicara kepada saya dan meminta saya untuk datang selama lima belas hari. Saya katakan saya bersedia datang. Kemudian perempuan itu meminta saya untuk menyampaikan kepada imam agar sebuah kapel dibangun di sana. Ia juga meminta saya minum dari sumber air. 

Saya pergi ke sungai Gave, satu-satunya sungai yang ada di sana. Tetapi perempuan itu menyadarkan saya bahwa bukan Gave yang ia maksudkan. Ia menunjuk ke sebuah aliran air kecil di dekat situ.

Ketika saya sampai di sana, saya hanya dapat menemukan beberapa tetes air dan banyak lumpur. Saya menadahkan tangan untuk mendapatkan lebih banyak air, tetapi tidak berhasil. Karenanya saya menggali tanah. Saya berhasil memperoleh beberapa tetes air, baru setelah usaha yang keempat saya mendapatkan cukup air untuk diminum. Kemudian perempuan itu menghilang dan pulanglah saya ke rumah.

Saya datang setiap hari selama lima belas hari, dan setiap kali, kecuali hari Senin dan Jum'at, perempuan itu menampakkan diri. Ia meminta saya mencari aliran sungai dan membersihkan diri di sana serta pergi kepada imam meminta agar sebuah kapel didirikan di sana. 

Saya juga harus berdoa, katanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa. Berkali-kali saya bertanya kepadanya apa arti semua itu, tetapi perempuan itu hanya tersenyum. Akhirnya, dengan tangannya terentang dan matanya memandang ke langit, ia berkata bahwa dialah "Immaculate Conception" (Yang Dikandung Tanpa Dosa).

Selama lima belas hari itu, ia mengungkapkan tiga buah rahasia kepada saya, tetapi saya tidak boleh mengatakannya kepada siapa pun juga, dan sejauh ini saya taat kepadanya."

Setelah peristiwa penampakan itu Bernadette semakin banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, oleh perhatian berlebihan dari mereka yang percaya serta ancaman dari penguasa setempat. Semuanya itu ditanggungnya dengan tabah dan sabar.

Pada usia 22 tahun, Bernadette menggabungkan diri dengan Suster-suster Karitas di Nevers, Perancis. Tiga belas tahun lamanya ia tinggal di biara dan sebagian besar dari waktu tersebut dihabiskannya di tempat tidur karena sakit yang dideritanya.

Bernadette seorang yang sangat rendah hati. Lebih dari apa pun, ia tidak ingin dipuji. Suatu ketika seorang suster bertanya kepadanya apakah ia merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria. "Bagaimana mungkin," Bernadette cepat-cepat menjawab, "Bunda Maria memilih saya justru karena saya inilah yang paling hina." Suatu jawaban dari kerendahan hati yang paling dalam!

Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879 dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis. Pada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi, makam Bernadette kemudian digali dan jenazah diangkat dari dalam tanah. 

Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan para wakil dan pejabat Gereja dan  semua yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah.

Pada tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI memaklumkan Bernadette Soubirous sebagai `Beata', lalu pada tahun 1933 dikanonisasi  oleh Paus Pius XI. Pesta peringatannya dirayakan setiap tanggal 16 April dan tanggal 18 February di Perancis.

Jenazah Santa Bernadette yang sampai saat ini masih utuh tersebut kini disemayamkan di  The Marian shrine at Nevers (Bourgogne, France). Santa Bernadette Soubiros diangkat oleh Gereja Katolik menjadi Santa Pelindung Orang Sakit.

Saat ini Kapela yang dibangun atas permintaan Bunda Maria pada Santa Bernadette di Gua Massabielle, Lourdes, menjadi salah satu Tempat Ziarah terbesar di dunia. Setiap hari jutaan pengunjung dari seluruh dunia datang ke tempat itu dan diberitakan banyak terjadi mujizat disana.

Sahabat Tuhan Yesus, di Vlog sebelumnya saya telah bercerita tentang Santa Katharina Laboure yang didatangi Bunda Tuhan untuk menyampaikan tugas perutusannya dari Allah. Di Vlog ini, Santa Bernadette juga mengalami hal yang sama, bertemu Bunda Maria dan mendapatkan tugasnya.

Kedua Santa ini memiliki pribadi yang mirip, sama2 bersahaja dan sangat rendah hati, malah Santa Bernadette berkata bahwa Bunda Maria memilihnya karena ia adalah orang yang paling hina. Dalam ketenangan dan kesederhanaan, mereka menghidupi Firman Tuhan, bermatiraga dan tetap bersukacita dalam penderitaan. Kemudian dipercayakan Tuhan untuk melakukan Tugas Mulia.

Roma 5:3-5 Dan bukan itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekukan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Saya merasa, Allah Bapa kita tidak memandang siapapun kita untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Semua yang kita banggakan di dunia ini, status, pendidikan, jabatan, kekayaan, ketenaran, semua itu hanyalah untuk dunia, tidak ada artinya di hadapan Allah.

Sebaliknya, harusnya kita menjadikan hubungan kita yang akrab dan intim dengan Allah melalui Putera-Nya yakni Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai kebanggaan dalam hidup kita. Jangan takut menanggung penderitaan sebesar apapun, jangan pernah merasa bahwa menjadi sederhana dan rendah hati adalah hal yang hina, tetaplah percaya dan milikilah iman yang teguh kepada Allah Bapa seperti yang dimiliki para Kudus Allah ini.

Ingatlah bahwa Tuhan Yesus, Putera Allah yang tidak berdosa, bahkan pernah mengalami penderitaan serta penghinaan yang lebih berat dan kejam hanya demi cinta-Nya pada kita, yang tak akan mungkin mampu kita tanggung. 

Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. (Ibrani 12:6)

Sampai bertemu di Vlog yang berikutnya… Shalom, Tuhan Yesus memberkati…



jangan Lupa kunjungi Vlog saya di Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCDOdlk6kRi8eJtulUF_SKiQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paus Yohanes Paulus II

Santo Paus Yohanes Paulus II Salve sahabat Kristus, kalau kita seusia, sahabat pasti mengenal dengan baik siapa Paus Yohanes Paulus II yang ...